Minggu, 04 September 2016

DI LATIHAN ARMADA JAYA XXXIV/2016, KCR CLURIT CLASS KOARMABAR SIAP TEMBAKAN RUDAL C-705


Sesuai dengan kondisi lautan di wilayah Indonesia Bagian Barat, porsi terbesar kapal perang di Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) memang ditekankan pada jenis kapal cepat dan kapal patroli. Dan untuk jenis kapal cepat yang jadi andalan Koarmabar adalah KCR (Kapal Cepat Rudal) Clurit Class. Dan pada latihan puncak Armada Jaya XXXIV/2016 yang berlangsung di Laut Jawa, sekitar Banongan, Jawa Timur, Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmabar mengerahkan KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642.
Latihan Armada Jaya 2016 sendiri akan mulai digelar pada pekan kedua bulan September ini. Diantara alutsista yang digelar dan diuji coba, termasuk penembakkan rudal anti kapal C-705 dari KCR Clurit Class. Bahkan situs koarmabar.tnial.mil.id (2/9/2016) menyebut bahwa selain rudal anti kapal C-705, TNI AL akan melaksanakan uji tembak rudal anti kapal C-802. Hanya saja bisa dipastikan untuk rudal C-802 tidak dilepaskan dari KRI Clurit 641 atau KRI Kujang 642. Pasalnya kapal perang pengusung rudal C-802 adalah jenis frigat Van Speijk Class (kecuali KRI Oswald Siahaan 354) dan KCR FPB-57 Nav V.
Pangarmabar Laksamana Muda TNI Aan Kurnia melaksanakan Inspeksi Pusat Informasi Tempur KRI Clurit-641 dalam rangka persiapan penembakan Rudal pada Latihan Armada Jaya 2016 di Dermaga Ujung, Surabaya
Pangarmabar Laksamana Muda TNI Aan Kurnia melaksanakan Inspeksi Pusat Informasi Tempur KRI Clurit-641 dalam rangka persiapan penembakan Rudal pada Latihan Armada Jaya 2016 di Dermaga Ujung, Surabaya
KRI Clurit 641 saat masih menggunakan kanon PSU Vektor G12 di bagian haluan.
KRI Clurit 641 saat masih menggunakan kanon PSU Vektor G12 di bagian haluan.
C-705 mempunyai jangkauan tembak antara 75-80 Km tanpa roket booster, sedangkan bila ditambahkan roket booster jangkauan bisa terdongkrak hingga 170 Km. Dilihat dari jangkauannya, C-705 bisa disebut pula sebagai rudal lintas cakrawala (over the horizon). Untuk urusan kecepatan, meski tak diketahui persis informasi kecepatan luncurnya, banyak disebutkan C-705 masuk dalam kategori rudal high sub sonic. Tentang bobot rudal juga tak ada keterangan pasti, tapi bobot hulu ledak rudal ini mencapai 110 Kg HVDT-H high explosive, lebih ringan ketimbang hulu ledak C-802, yang 165 Kg High Explosive.
20101118@15491-oke
Dengan bobot hulu ledak 110 Kg, C-705 dipersiapkan untuk mengkandaskan kapal perang lawan yang berbobot hingga 1.500 ton.Daya hancur yang dihasilkannya bisa mencapai 95,7%, ideal untuk menenggelamkan kapal. Konfigurasi rudal pun di-setting pas untuk dipasangkan pada platform kapal patroli dengan bobot antara 50 – 500 ton. KRI Clurit sendiri memiliki bobot 250 ton, pada KCR Clurit Class hanya membawa 2 unit C-705 dalam sekali berlayar.
Sebagaimana rudal anti kapal modern, C-705 mempunyai kemampuan sea skimming, yakni terbang rendah diatas permukaan laut, untuk C-705 batas terbawah mampu terbang 12,5 meter dari atas permukaan laut. Dengan terbang rendah, menjadikan sosok rudal ini sulit terdeteksi oleh radar.Untuk urusan pemandu, lagi-lagi tak ada informasi yang spesifik, tapi beberapa literatur menyebut C-705 mengkombinasikan sistem pemandu dari radar, infrared, GPS (Global Positioning Systems), GLONASS (Global Navigation Satellite Systes), dan TV. (Indomiliter)

Sabtu, 03 September 2016

NORTH SEA BOATS X2K SPECIAL FORCES: ANDALKAN AKSELERASI DAN KECEPATAN HINGGA 60 KNOT!



Tidak hanya pasukan elite Inggris SAS (Special Air Service) yang mempunyai unit SBS (Special Boat Service), sebagai unit spesialis pertempuran laut khusus yang kenyang pengalaman operasi, Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI AL juga mempunyai detasemen VI Special Boat Unit. Peran dari detasemen ini mencakup penanganan dan penggunaan perahu-perahu/boat khusus untuk memberikan dukungan pada detasemen-detasemen lainnya dalam melaksanakan operasi umum dan operasi khusus.
Meski wahana dan persenjataan yang dimiliki Kopaska lumayan banyak ragamnya, namun bisa dibilang special boat yang disebut sebagai RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat) atau RIB (Rigid Inflatable Boat) menjadi ciri khas dari kehadiran satuan Kopaska. Sifat RIB yang mudah dalam mobilitas, yakni dapat dilepaskan dari kapal patroli, korvet, LPD (Landing Platform Dock), LST (Landing Ship Tank), dan frigat, menjadikan RIB sebagai wahana favorit yang paling cepat digelar di suatu area yang butuh penanganan. Ambil contoh saat RIB digunakan Kopaska dalam misi pengamanan rombongan Presiden Jokowi saat bertandang ke Perairan Natuna beberapa waktu lalu.
120531-N-IA840-346Kopaska-NDU
Detasemen VI Kopaska sendiri memiliki beberapa tipe RIB, baik buatan lokal dan impor, masing-masing menawarkan kendalan yang berbeda. Ada yang mengutamakan akselerasi dan kecepatan, efisiensi bahan bakar sampai kemampuan memotong gelombang. Nah, diantara tipe RIB Kopaska, yang cukup diandalkan untuk akselerasi dan kecepatan adalah X2K Special Forces buatan PT Lundin Industry Invest (North Sea Boats).
X2K Special Forces mampu melaju hingga kecepatan 40 knot, bahkan dalam spesifikasinya disebut X2K Special Forces 2x outboard engine 700 HP sanggup dibawa ngebut sampai kecepatan 50 – 60 knot (111 Km per jam). Bahan bakarnya menggunakan solar hypalon 1500 GSM. Kedua mesin menempel pada bagian yang rigid dilengkapi dengan sistem hidrolis yang mampu mengatur seberapa dalam baling-baling tenggelam di air serta menaikkan mesin saat tidak digunakan agar tidak selalu terendam air laut. Selain itu RIB tidak menggunakan daun kemudi selayaknya kendaraan air, namun menggunakan sistem hidrolis yang mampu membelokkan baling-baling berikut mesinnya. Inilah yang membuat olah gerak RIB begitu lincah.
ok-1
IMG_20141008_090334
Konstruksi RIB ini terdiri dari model hull infused vinylester composite, tubes, hypalon, PVC (polyvinyl chloride), PU (polyurethane) dan wheelhouse. Secara umum RIB memiliki dua bagian utama, yaitu bagian tetap atau rigid dan bagian yang dapat dikembangkempiskan dan bersifat inflatable. Bagian yang bersifat rigid ada pada lunas perahu, sehingga memungkinkan perahu punya kemampuan aerodinamis yang cukup baik. Selain itu juga memperkecil gesekan antara air laut dengan badan perahu. Efeknya, perahu memiliki kemampuan olah gerak tinggi.

X2K Special Forces sebelum diserahkan ke pihak TNI AL.
X2K Special Forces sebelum diserahkan ke pihak TNI AL.

Sedangkan bagian yang bersifat inflatable berada pada bagian lambung atas yang mengelilingi badan perahu sampai buritan. Bagian ini berupa badan karet berisi udara yang terdiri dari sekat-sekat terpisah. Sehingga, apabila terjadi kebocoran pada satu bagian tidak mempengaruhi bagian lainnya. Kelebihan lain dari bagian ini adalah bobotnya yang relatif ringan. Efek yang ingin dicapai dari perpaduan semua ini adalah perahu dapat melaju dengan kecepatan tinggi.
X2K Special Forces dengan berat 2,3 ton dapat membawa 14 personel (awak dan penumpang), menunjang operasi khusus, RIB ini juga dibekali fasilitas radar, radio VHF (Very High Frequency), GPS (Global Positining System) dan AIS . Sebagai sumber tenaga tersedia 12 DC baterai dengan inbuild charger 220 Volt. Sementara untuk persenjataan, pada bagian depan tersedia dudukan untuk dipasangi SMB (Senapan Mesin Berat) kaliber 12,7 mm atau senapan mesin sedang kaliber 7,62 mm. Umumnya Kopaska memasang FN MAG 7,62 mm pada X2K Special Forces. (Indomiliter)
Spesifikasi X2K Special Forces
• Length over all: 11,3 meter
• Beam over all: 3,2 meter
• Beam of hull: 2,3 meter
• Draught: 0,87 meter
• Displacement: 2.350 kg
• Fuel capacity: 600 liter
• Tube diameter: 460 – 560 mm

INI DIA! 10 HELIKOPTER ANTI KAPAL SELAM PALING MEMATIKAN



Saat AL Filipina resmi mengorder helikopter AKS (Anti Kapal Selam) AgustaWestland AW159 Wildcat pada Maret 2016, maka lengkaplah pasar pertarungan helikopter AKS di Asia Tenggara. Maklum Filipina sebagai negara maritim kedua terbesar di Asia Tenggara, sejak lama dipandang paling inferior dari segi aspek kekuatan laut. Dengan bergabungnya Filipina di kompetisi helikopter AKS, maka kloplah parade helikopter AKS di kawasan ini. Namun biasanya muncul pertanyaan, jenis helikopter AKS mana yang terbaik?
Untuk menyebut mana jenis helikopter AKS yang terbaik tentu tak gampang, yang jelas si penilai harus menetapkan dasar ukuran pembanding untuk menentukan siapa yang terbaik. Jika dasar ukur jelas pun, belum tentu selesai disitu, banding-membandingkan antara helikopter andalan masing-masing pabrikan jadi soal sensitif, bila kurang cermat bisa jadi ada anggapan penentuan didasarkan atas ‘pesanan.’
Bila dirunut ke etalase kekuatan laut, di Asia Tenggara dan Australia ada jenis helikopter ASW (Anti Submarine Warfare) seperti Sikorsky S-70B Seahawk (Singapura dan Thailand), AgustaWestland Super Lynx 300 (Malaysia dan Thailand), Kamov Ka-28 (Vietnam), Sikorsky MH-60R Seahawk (Australia), AS565 MBe Panther (Indonesia), dan AgustaWestland AW159 Wildcat (Filipina). Yang disebut kedua terakhir statusnya belum operasional saat tulisan ini dibuat.
Bisa dikata, nama-nama helikopter diatas adalah yang terdepan sebagai helikopter AKS. Tapi ada yang menarik dari ulasan di situs naval-technology.com (2/1/2014) dengan judul “The World’s 10 Best Anti Submarine Helicopters.” Situs ini menjelaskan 10 jenis helikopter AKS berdasarkan elemen perangkat AKS, jangkauan terbang dan endurance. Dua elemen yang disebut terakhir menjadi kunci keunggulan helikopter yang beroperasi di laut lepas. Apalagi peran ekstra heli AKS yakni mendukung misi SAR. Dan meski bersifat subyektif, berikut peringkat 10 helikopter AKS terbaik versi naval-technology.
10. Airbus Helicopters AS565 MB Panther
Namanya sudah lumayan moncer disebut-sebut sejak dua tahun bekalangan, pasalnya sudah dipastikan TNI AL akan menerima 11 unit AS565 MBe Panther dalam kurun waktu tiga tahun pengiriman. AS565 Panther mengusung jenis dua mesin turboshaft Turbomeca Arriel 2C. Masing-masing mesin punya kekuatan 635 kW. Dengan mesin ini, Panther memiliki performa yang dapat diandalkan dalam kondisi apa pun, termasuk panas dan di ketinggian. Kendali mesin digital dengan otoritas penuh memungkinkan starter mesin secara otomatis dan menjamin operasional mesin sesuai batas akselerasi, torque dan suhu. Panther dapat melakukan hovering hingga 2.600 meter dengan kecepatan tidak lebih dari 285 km per jam.
4
Untuk kemampuan jelajah, dengan empat tangki dibawah lantai dan satu di tengah fuselage, Panther memiliki kapasitas bahan bakar total 1.130 liter. Untuk jangkauan lebih luas, Panther dapat dilengkapi dengan auxiliary fuel tank dan ferry tank. Panther dapat menjalankan misi hingga 820 km dengan kapasitas bahan bakar standar. Endurance Panther mencapai 4,5 jam di udara. Sebagai heli SAR, Panther dilengkapi radar pencari Omera ORB 32 pada bagian moncong. Panther juga dibekali EFIS (electronic flight and information system) dengan lima layar besar untuk display di ruang kokpit. Panther dapat beropeasi lewat autopilot dengan dukungan teknologi Sagem dan navigasi berbasis computer Nadir MK2. Bila dibutuhkan, Panther pun dapat dipasangi turret FLIR (forward looking infra red) pada sisi badan pesawat. Keseluruhan sistem komunikasi mengadopsi navigasi inersial Nortrop Grumman dan GPS.
9. Kaman SH-2G Super Seasprite
Keluarga helikopter Seaprite memang sudah legendaries, telah puluhan tahun melayani AL AS. Varian terbarunya SH-2G Super Seasprite saat ini dioperasikan oleh AL Mesir, AL Polandia, dan AL Selandia Baru. Pesanan perdana SH-2G Super Sprite diterima Mesir pada tahun 1997. Sebaliknya AL AS justru memensiunkan helikopter ini pada Mei 2001. Super Seasprite dapat dilengkapi dengan radar multi-mode, sistem FLIR, dipping sonar, sonobuoys, dan unit pengolahan akustik. Kombinasi torpedo homing, bom laut, rudal udara-ke-permukaan dan senapan mesin memastikan keterlibatan Super Sprite dalam operasi pada sasaran permukaan dan target bawah air. Helikopter ini memiliki jangkauan maksimum lebih dari 830km dan endurance 3,5 jam.
AIR_SH-2G-A_Super_Seasprite_lg
Ada cerita menarik tentang SH-2G, jauh sebelum TNI AL memutuskan mengakuisisi AS565 Panther, helikopter ini pada tahun 2012 sempat lebih dulu disebut-sebut bakal masuk ke armada TNI AL, tentu statusnya sebagai barang bekas pakai.
8. Agusta Westland AW101
Ini adalah helikopter multi peran kelas sedang yang sudah dikenal mampu melaksanakan berbagai macam misi. Untuk peran AKS, AW101 dapat beroperasi otonom, atau juga bisa beroperasi dengan terintegrasi penuh dengan misi kapal perang. Sistem integrasi sensor yang melengkapi AW101 terdiri dari dipping sonar, sonobuoys dan electronic warfare suite. Dalam sekali terbang, AW101 dapat membawa empat unit torpedo, bom laut dan persenjataan lain. AW101 punya jarak jangkau normal hingga 1.300 km dan endurance sampai enam jam.
MerlinHM2_Navy_Trials
Nama AgustaWestland AW101 sempat menjadi trending topic di Indonesia, pasalnya pada akhir tahun lalu TNI AU telah berencana untuk mendatangkan tiga unit helikopter AW101 varian VVIP sebagai helikopter kepresidenan terbaru.
7. Harbin Z-9EC ASW
Pemuatan identitas helikopter ini mungkin akan menjadi polemik, pasalnya rancang bangunnya berasal dari helikopter Z-9, dimana Z-9 sendiri merupakan produk Harbin yang berasal dari lisensi Airbus Helicopters AS365 Dauphin. Sementara Z-9C merupakan varian lisensi dari AS565 Panther. Cina saat ini memiliki beberapa varian Z-9. Khusus untuk Z-9EC sejatinya merupakan versi AKS untuk AL Pakistan. Konfigurasi Z-9EC ASW mencakup pulse-compression radar, low frequency dipping sonar, radar warning receiver, doppler navigation system, dan ET-52C anti-submarine torpedoes untuk memburu kapal selam. Dengan mesin 2 × Zhuzhou Aeroengine Factory WZ-8A turboshaft, Z-9EC dapat terbang ferry sejauh 1.000 km dan endurance normal 5 jam.
1046498-image-1455392266-451-640x480
6. Sikorsky S-70B Seahawk
Setelah generasi Seasprite dipangkas dari AL AS, debut helikopter AKS yang jadi pengganti adalah S-70B Seahawk. S-70B helikopter dilengkapi dengan radar pencari, peluncur sonobuoy peluncur, dipping sonar Long-Range Active Sonar (HELRAS), towed magnetic anomaly detector, unit pengolahan akustik, FLIR), dan countermeasures.
S-70B Seahawk memiliki tiga stasiun senjata yang bisa membawa torpedo jenis EuroTorp A244 atau MK-46 torpedo homing, rudal anti-kapal Penguin, dan rudal udara-ke-permukaan Hellfire. Helikopter ini memiliki kecepatan maksimum 270 km per jam dan berbagai 592 km.Negara pengguna S-70B Seahawk di kawasan Asia Tenggara adalah Singapura dengan 6 unit, heli ini dalam tugasnya menjadi kelengkapan sistem senjata pada frigat tercanggih di Asia Tenggara, Formidable Class.
1471806_-_main
5. Agusta Westland Super Lynx 300
Kecanggihan Lynx 300 terlihat dari fasilitas di kokpit yang memudahkan pilot saat mengudara, yakni lewt adopsi radar pengukur ketinggian Honeywell AN/APN-198, penentu arah penerbangan otomatis Rockwell Collin 206 A, Kompas BAE GMM9 Gyrosyn, penunjuk jarak terbang Distance Measuring Equipment (DME), instrument pendarat Rockwell Collins VIR 31A VHF Omni Directional Ranger and Instrument Landing System (VOR/ILS), dan perangkat sistem navigasi taktis Rockwell Collins AN/ARN-118 Tactical Air Navigation System (TACAN).
SuperLynx_12
Mesin Super Lynx 300 terdiri dari dua mesin Roll Royce/LHTEC CT800-4N yang bisa dioperasikan hingga 10.00 jam dan dapat dioperasikan dengan cukup mudah serta serba digital, Full Authority Digital Engine Control (FADEC). Sementara perangkat avioniknya terdiri dari peralatan serba modern seperti GPS, inertial navigation, AHRS, doppler, dan masih banyak lainnya. Kemampuan mesin makin maksimal karena didukung rotor utama yang terbuat dari bahan komposit khusus yang mampu memaksimalkan Lynx saat melakukan hovering atau bermanuver. Bahan tail rotor juga berasal dari komposit khusus. Tanpa bahan bakar tambahan, jarak jangkau maksimum 574 km dan endurance sekitar 3 jam.
4. AgustaWestland AW159 Wildcat
Ini merupakan varian pengembangan dari Super Lynx, rancangan helikopter ini disesuaikan untuk beroperasi dari frigat dan korvet. Keunggulan Wildcat diantaranya bekal radar AESA (Active Electronically Scanned Array) berkekuatan tinggi yang memiliki cakupan deteksi 360 derajat penuh. Tepat dibawah hidung terpasang radar maritim Seaspray 7000E keluaran Seelx Sensors. Ciri khas Wildcat dibanding Super Lynx adalah batang ekor dengan permukaan bersudut.
Royal_Navy_Wildcat_Helicopter_MOD_45158434
AW159 Wildcat mempunya kecepatan maksimum 311 km per jam dan jarak jangkau 777 km. Sementara untuk ferry range dengan bahan bakar tambahan jangkauan bisa ditingkatkan sampai 963 km. Endurance standar helikopter ini 2 jam 15 menit, namun jika dengan bahan bakar ekstra bisa sampai 4,5 jam. Selain Filipina yang memesan dua unit Wildcat, Inggris (28 unit) dan Korea Selatan (8 unit) sudah mengoperasikan.
3. Kamov Ka-28/Ka-27
Yang satu ini mewakili kedigdayaan Rusia dalam himpitan alutsista Barat. Pertama kali meluncur pada bulan Desember 1973 dan sampai saat ini dioperasikan AL Rusia, Cina, Vietnam, dan India. Helikopter ini dilengkapi dengan VGS-3 dipping sonar dan sonobuoys untuk melacak dan mendeteksi kapal selam. Kamov Ka-28 mampu melepaskan torpedo, rudal anti kapal, dan dapat dipersenjatai bom anti kapal selam PLAB-250 100 dan OMAB. Dengan mesin 2 × TV3-117V turboshaft, Kamov Ka-28 mampu terbang dengan kecepatan maksimum 270 km per jam. Sementara jarak jangkau operasinya hingga 980 km.
a78823dfbf4c111e8add26043a6eea0a
2. NH90 NFH (Naval Frigate Helicopter)
Helikopter besutan Thales ini terbilang premium, pasalnya pemilknya adalah negara-negara maritim tersohor seperti Italia, Perancis, Belanda, Norwegia, dan Belgia. NH90 NFH memiliki kabin yang luas untuk menampung pasukan dalam suatu operasi khsusu. Sementara dalam menunjang misi AKS, helikopter ini dilengkapi mission consoles, sonobuoys, electronic support measures (ESM) dan countermeasures.
NH90166h
NH90 NFH dibekali teknologi FLASH (Folding Light Acoustic System for Helicopters) dipping sonar sistem untuk mendeteksi kapal selam yang melaju tenang di laut terbuka dan perairan pesisir. Helikopter dapat dipersenjatai dengan dua torpedo MU90 / Mk46 atau Stingray ASW. Jangkauan operasinya hingga 982km dengan endurance hingga empat jam.
1. Sikorsky MH-60R Romeo
Dari sisi dukungan teknologi, MH-60R menjadi heli AKS tercanggih di dunia saat ini. Seahawk adalah versi laut dari UH-60A Black Hawk. Pada Seahawk, karakteristik disesuaikan kebutuhan misi di lautan, diantaranya baling-baling dan ekor bisa dilipat, senjata perang laut, dan misi anti kapal selam. Hidung Seahawk nampak datar tidak terlalu banyak benjolan. Tampak kubah kecil di bagian tengah agak ke bawah. Kubah itu berisi datalink antenna. Disebelah kiri dan kanan kubah terdapat bentuk kubus yang tidak lain berisi perangkat AN/ ALQ 142 ESM (electronic support measure).
Elemen kecanggihan MH-60R bisa terlihat dari adopsi teknologi FLIR, kemampuan penglihatan malam (NVG capability), Secure VHF/UHF communication, Inertial navigation system, data link, Enhanced Advanced Flight Control System (AFCS), dan sistem komunikasi berbasis satelit. Heli yang serba digital ini dibekali empat display layar berukuran 10 inchi pada kokpit. Romeo sudah dibekali rudal anti tank Hellfire dan dan torpedo MK54. Untuk jarak jangkau standar hingga 834 km, sementara kecepatan maksimum 267 km per jam.
MH-60R-Australia-6401
MH-60R (Romeo) Seahawk milik RAN (Royal Australian Navy) dipercaya sebagai lawan tanding terberat AS 565 Panther dengan dipilih oleh 305 responden (48,49%). Australia secara keseluruhan memesan 24 unit MH-60R. (Indomiliter)

BEGINILAH CARA HELIKOPTER AS565 MBE PANTHER TNI AL MENGHANCURKAN KAPAL SELAM LAWAN




Jakarta - Akhir tahun ini unit perdana helikopter AS565 MBe Panther pesanan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI untuk TNI AL akan diserahkan kepada user, yakni Puspenerbal (Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut). Menurut kabar helikopter Panther batch pertama kini sedang dalam proses perakitan di PT Dirgantara Indonesia. Meski sudah banyak ulasan tentang sosok helikopter besutan Airbus Helicopters ini, rasanya masih menarik perhatian adalah bagaimana cara Panther dalam melumat kapal selam lawan.
Dirunut dari konsep gelar tempurnya, AS565 MBe Panther akan menjadi sistem senjata armada terpadu pada kapal perang TNI AL, dalam melaksanakan misi AKS (Anti Kapal Selam), Panther memang disiapkan untuk lepas landas dan mendarat dari kapal perang jenis korvet dan frigat. Meski dalam operasinya mendapat ‘panduan’ awal dari sistem sensor dan radar kapal perang, namun AS565 MBe Panther saat sudah mengudara dapat menjalankan peran detection, re-localization, dan stand off attack.
Ketika sensor sonar pada kapal perang carrier mendapatkan potensi ancaman dari kehadiran kapal selam, maka AS565 MBe Panther akan diterbangkan ke area yang diduga terdapat (dilalui) kapal selam lawan. Namun mengingat posisi kapal selam bergerak dinamis di bawah permukaan, maka diperlukan deteksi dan re-localization keberadaan kapal selam, modus ini dijalankan guna memutakhirkan data dan mendapatkan posisi sasaran agar lebih presisi. Nah, untuk deteksi dan re-localization ini ada dua model yang bisa dijalankan oleh AS565 MBe Panther .
1. Menggunakan Sonobuoy
Perangkat sonobuoy dilepaskan dari helikopter lewat parasut, terdiri dari UHF (ultra high frequency) buoy dan VHF (very high frequency) buoy. Sinyal sonar dari sonobuoy inilah yang akan menjadi sensor penciuman Panther pada keberadaan kapal selam. Dalam aksi ini, Panther meluncurkan sonobuoy aktif dan pasif. Empat sinyal yang didapat dari sonobuoy dapat diproses secara simultan on board oleh awak helikopter.
Screenshot_2016-08-27-01-50-41
Bila sasaran sudah terdeteksi, dan awak helikopter telah mendapat otoritas untuk penghancuran, tahap selanjutnya tinggal AS565 MBe Panther meluncurkan torpedo. Namun cara Namun penggunaan sonobuoy untuk deteksi dan re-localization dipandang kurang praktis, maklum ada tahapan untuk ‘memungut’ buoy yang sudah tak digunakan dari permukaan laut.
2. Menggunakan Dipping Sonar
Inilah cara yang dipilih TNI AL untuk peran AKS AS565 MBe Panther, dipping sonar alias sonar celup dipandang lebih praktis dan modern ketimbang sonobuoy, perangkat sonar cukup diturunkan lewat kabel hook dari helikopter, dan bila misi deteksi dan re-localization sudah rampung, selanjutnya sonar tinggal ditarik kembali.

Harbin Z-9C (varian AS565 produksi Cina) tampak sedang menurunkan dipping sonar.
Harbin Z-9C (varian AS565 produksi Cina) tampak sedang menurunkan dipping sonar.

Harbin Z-9C siap beraksi.
Harbin Z-9C siap beraksi.
Harbin Z-9C melepaskan torpedo A-244S (Y-7K dalam varian Cina)
Harbin Z-9C melepaskan torpedo A-244S (Y-7K dalam varian Cina)

AS565 MBe Panther TNI AL akan dilengkapi dipping sonar L-3 Ocean Systems DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS). Selama ini teknologi HELRAS sudah banyak dipakai dalam platform AKS di negara-negara NATO. Sonar ini dapat beroperasi optimal di area laut dangkal dan laut dalam. HELRAS menggunakan frekuensi rendah dengan resolusi tinggi pads sistem Doppler dan rentang gelombang panjang untuk mendeteksi keberadaan kapal selam dari jarak jauh.Khususnya dengan perangkat DS-100, dirancang ideal untuk melakukan redetection, melokalisir sasaran, dan melancarkan serangan torpedo di perairan dalam dan dangkal.
Cara operasi HELRAS DS-100 dengan diturunkan dari helikopter hingga masuk ke permukaan air. HELRAS DS-100 terdiri dari tujuh elemen proyektor dan delapan lengan hidrolik yang dapat dibentangkan hingga 2,6 meter saat digunakan. DS-100 mampu beroperasi di kedalaman 500 meter dan memiliki Figure Of Merit (FOM) untuk mencapai konvergensi zona deteksi. DS-100 berjalan dengan frekuensi rendah 1.38 Khz menggunakan transduser eksklusif, mengurangi kontaminasi gema dari sinyal yang diterima, dan interoperabilitas dengan sonars kapal dan sonobuoys dalam pekerjaan bistatic atau multistatic.
HELRAS-DS-dipping-sonar
Sementara untuk misi menghancurkan kapal selam, dalam kesepakatan Panther TNI AL juga akan dipasang sistem peluncur torpedo, sistem peluncur ini disiapkan untuk menghantarkan jenis torpedo Raytheon MK46 atau Whitehead A244/S. Kedua torpedo tersebut kebetulan sudah sejak lama dimiliki TNI AL.
Di dunia, TNI AL akan menjadi negara pertama yang menerima varian MBe, menyusul kemudian AL Meksiko. Sebelum Panther, Puspenerbal TNI AL pernah menggunakan helikopter AKS jenis Westland Wasp dan Mi-4 Hound(Indomiliter)

Selasa, 23 Agustus 2016

Disebut Paling Canggih, Kendaraan Tempur Puma Jerman Bocor Saat Hujan




Jerman - Kendaraan tempur infanteri Jerman Puma, selama ini dianggap sebagai salah satu kendaraan lapis baja terbaik di dunia. Tetapi kabar terakhir menyebutkan kendaraan canggih itu rentang terhadap air hujan.
Puma, kebanggaan angkatan bersenjata Jerman dirancang untuk menggantikan IFV Marder.
Hanya saja kendaraan baru ini memiliki cacat kecil tapi berpotensi berbahaya yakni tidak kedap air.
Menurut surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung, tempat masuk personel di atas kenaraan tidak dapat tertutup rapat, sehingga jika terjadi hujan deras  maka air akan masuk kompartemen.
Rheinmetall AG, yang menangani pembuatan Puma bersama-sama dengan Krauss-Maffei Wegmann, menyatakan bahwa “dalam penggunaan kondisi nyata telah ditemukan bahwa jalur masuk dari atap kendaraan tempur infanteri Puma membutuhkan perbaikan.”
Perusahaan harus mengembangkan perangkat isolasi baru dan mulai menginstal pada kendaraan yang rusak awal musim semi ini. Perusahaan mengklaim bahwa masalah telah diselesaikan.

Perdebatan Nasib Gripen C/D Swedia Dimulai




Swedia - Sebuah perdebatan telah dimulai di Swedia tentang nasib armada tempur Gripen C/D setelah keputusan untuk membeli model terbaru Gripen E/F yang lebih canggih. Rencana untuk mempensiun armada C/D dinilai sebagai langkah yang tidak tepat dan akan membahayakan keamanan negara tersebut.
Di satu sisi pesawat model lama masih sangat layak terbang. Robert Dalsjö, ahli dari Ilmu Perang Royal Swedish Academy mengatakan Gripen C / D memiliki rata-rata usia tujuh tahun dan hanya segelintir pesawat telah terbang lebih dari 1.000 jam. “Pesawat tempur ini dirancang untuk 8.000 jam terbang dan di dunia Barat digunakan selama 30 dan 40 tahun,” tulis Dalsjö harian nasional Swedia Svenska Dagbladet.
Setelah dana yang begitu besar diinvestasikan untuk Gripen C / D Dalsjö berpendapat bahwa akan menjadi pembakaran uang rakyat jika pesawat itu kemudian dipensiun dini.
Swedia saat ini memiliki 97 Gripen C / D yang ditemptkan di tiga pangkalan udara utama yakni Ronneby (tenggara), Såtenäs (tengah) dan Luleå-Kallax (utara) dengan sebagian di di lokasi pemeliharaan sehingga saat ini sekitar 87 pesawat diputar operasional antara unit.
Pemerintah Swedia memutuskan untuk membeli 60 Gripen Gripen E / F yang lebih besar dan mampu dalam waktu dekat dengan Brasil direncanakan akan mendapatkan 36 pesawat serupa bekerja sama dengan Embraer Brasil.

Gripen E/F
Gripen E/F

Gripen E/F dengan payload lebih berat dan fitur lebih baru akan meningkatkan kesiapan dan kekuatan Angkatan Bersenjata Swedia. Hanya saja jumlah 60 pesawat terbang secara keseluruhan dianggap rendah untuk wilayah negara Skandinavia yang luas.
Angkatan Udara Swedia harus melindungi, membela dan – jika perlu – menyerang maksimal hanya dengan 15 pesawat operasional di tiga pangkalan udaranya. Sisa 15 pesawat kemungkinan akan berada dalam cadangan.
Jumlah sangat rendah ini secara serius akan membatasi reaksi Swedia jika ada krisis internasional, misalnya ketika Rusia meningkatkannya kehadiran sudah cukup terlihat di daerah Laut Baltik.
Selama abad terakhir SAAB membangun 329 pesawat tempur Viggen untuk Angkatan Udara Swedia. Dari jumlah itu 85 dari mereka sepenuhnya multirole dan dianggap jumlah minimum untuk menjaga Swedia aman.
Ketegangan yang meningkat di Eropa terkait aktivitas Rusia  telah terjadi. Swedia perlu khawatir dengan hal ini, bahkan ketika datang mereka “dilindungi” oleh tetangganya. Sebanyak 55 F / A-18 dimiliki Angkatan Udara Finlandia yang meupakan tetangga yang baik. Tetapi selama situasi perang mereka mungkin tidak akan menjadi lawan seimbang untuk kekuatan udara Rusia.
Hal yang sama berlaku untuk F-35A Angkatan Udara Norwegia. Negara ini hanya berencana membeli segelintir pesawat siluman itu yang direncanakan melayani sebagai Norwegia QRA di Pangkalan Udara Eveness di utara dan kekuatan utama lebih jauh ke selatan di Orland Pangkalan Udara dekat Trondheim.
Tidak seperti Norwegia, Swedia bukan anggota NATO dan presiden Amerika Serikat masa depan mungkin tidak mempertimbangkan untuk datang membantu Swedia ketika ada masalah.
Menjaga armada campuran dari 60 Gripen E / F dan  katakanlah  30 sampai 60 Gripen C/D tampaknya masuk akal untuk Angkatan Udara Swedia, baik dari segi keuangan dan strategi militer.
Perdebatan untuk menjaga Gripen C/D untuk terbang selama bertahun-tahun yang akan datang baru saja dimulai. Apa pun hasilnya, banyak Swedia semakin khawatir dengan keselamatan negara mereka. Dan itu biasanya bahan bakar bagi pengambil keputusan untuk menimbang opsi lain.

Semua Kendaraan Lapis Baja Rusia akan Dilindungi Slat Armor




Moskow - Semua kendaraan lapis baja Rusia akan terlindung dari senjata tandem dengan bantuan slat armor.
Surat kabar Rusia Izvestia sebagaimana dikutip Sputnik Minggu 21 Agustus 2016 melaporkan, juga dikenal sebagai bar armor, cage armor and standoff armor, slat armor dirancang khusus untuk melindungi kendaraan lapis baja terhadap serangan roket peluncur granat anti-tank.
“Keputusan pengembangan dan penggunaan selanjutnya dari slat armor telah dibuat”, kata sumber Kementerian Pertahanan Rusia sebagaimana dikutip Izvestia.
Dia menambahkan bahwa Kementerian Pertahanan Rusia saat ini sedang mempertimbangkan jenis slat armor yang dibutuhkan untuk kendaraan lapis baja generasi baru yang diproduksi untuk Angkatan Bersenjata Rusia.
Selain tank T-14 Armata, seluruh kendaraan lapis baja state-of-the-art Rusia diharapkan akan dilengkapi dengan slat armor.
Kendaraan tersebut termasuk kendaraan tempur infanteri Kurganets-25, yang kendaraan personel lapis baja Bumerang, sistem robot multi-misi Platforma-M, kendaraan tempur infanteri Dragun, kendaraan lapis baja tracked Taifun, kendaraan lapis baja roda Ural-VV dan sistem peluncuran roket Tornado.
Slat armor mengambil bentuk grid logam slatted kaku dipasang di sekitar bagian kunci dari kendaraan, seperti mesin dan transmisi.
Grid akan menahan ledakan sehingga mencegah peledakan optimal terjadi pada bagian inti tank. Di Rusia, slat armor telah dikembangkan oleh Steel Scientific Research Institute.

“Efisiensi Slat armor adalah lebih rendah dari perlindungan dinamis, tapi slat armor jauh lebih mudah [untuk dihasilkan] dan lebih murah. Grid logam ini membantu melindungi peralatan militer dari granat kumulatif, terutama selama pertempuran perkotaan saat [kendaraan dapat ditembaki] dari segala arah,” kata perwakilan perusahaan Yevgeny Chistyakov.
Perlu dicatat bahwa meskipun armor slat efektif terhadap rudal, itu tidak menawarkan perlindungan lengkap, mengingat bahwa sekitar 50 persen dari dampak rudal tetap terlepas dari desain slat.
Inilah sebabnya mengapa solusi yang kompleks harus diambil ketika datang untuk melindungi kendaraan lapis baja.

T-50 Rusia Makin Memunculkan Tanda Tanya



 


Moskow - Ingat tentang semua masalah dan biaya yang menimpa pada F-22 Raptor? Banyak yang mengatakan itu adalah penyakit Amerika. Sekarang Rusia tampaknya telah tertular dengan penyakit itu.
Pada pertengahan 2016 Rusia mengakui bahwa angkatan udara akan  akan memilih untuk upgrade Su-27/30-an daripada menunggu jet tempur siluman generasi kelima PAK-FA / T-50. Beberapa T-50 akan digunakan oleh Angkatan Udara Rusia tetapi tidak dalam jumlah besar.
Keputusan juga diambil India yang memiliki keterkaitan dengan T-50 yang akan dijadikan dasar pembangunan jet tempur generasi kelima mereka. India memutuskan untuk mengupgrade 194 Su-30MKI mereka dengan beberapa fitur T-50.
Meski pejabat India mengatakan pengembangan jet tempur generasi kelima akan jalan terus, sulit untuk menutupi bahwa keputusan upgrade yang akan menghabiskan dana besar sebagai gambaran ada masalah dalam jet tempur generasi kelima yang dikembangkan Rusia.
Angkatan udara India semakin ragu-ragu tentang seberapa cepat T-50 akan siap, berapa harganya dan seberapa efektif pesawat tersebut. Upgrade Su-30MKI akan mencakup pemasangan teluk bom internal, “super-cruise” (kemampuan untuk melakukan perjalanan pada kecepatan supersonik tanpa menggunakan afterburner) dan upgrade elektronik yang akan mencakup peningkatan sensor dan kontrol kokpit agar lebih efisien.
Semua ini membuat Su-30MKI akan lebih stealthier karena akan dapat menggunakan radar pasif (penginderaan panas)  dan rudal jarak jauh.
Ini juga merupakan karakteristik dari pesawat stealth. Semua ini akan menelan biaya sekitar US$42 juta per pesawat. Ini akan memberi India apa yang disebut sebagai jet tempur generasi 4,5 yang tetap masih dibawah generasi ke-5 T-50.
Pada akhir 2015 masih ada nada optimis. Kala itu kepala angkatan udara Rusia mengumumkan bahwa jet tempur T-50 mereka telah melewati semua tes penerbangan dan sekarang diperkirakan untuk masuk layanan pada tahun 2017.
Hal ini mengejutkan karena sebelumnya Rusia mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi jumlah produksi T-50 yang akan dibangun pada akhir dekade dari 52 hanya menjadi 12 pesawat saja.
Rusia sudah memiliki lima model pengembangan T-50 yang terbang, meskipun satu rusak karena terbakar. Rusia tidak menyebutkan alasan khusus kenapa mereka mengurangi jumlah pesawat yang akan dibeli. Namun para pejabat Angkatan Udara India telah mengkritik kemajuan program T-50 sejak 2015.
Pesawat ini dirancang sebagai jawaban Rusia untuk F-22 AS dan menurut India, yang telah memberikan kontribusi US$300 juta (sejauh ini) untuk pengembangan T-50 melalui perjanjian tahun 2007 berhak untuk memiliki akses ke rincian teknis. Rusia dituduh menolak untuk memberikan update perkembangan sesering dan sedetail yang India harapkan.
Menyembunyikan Masalah Sejak 2013

t-50
India tahu dari pengalaman bahwa ketika Rusia bungkam tentang proyek militer biasanya hal itu karena ada masalah buruk dan Rusia lebih suka tidak berbagi.
Rusia telah mencoba untuk menyembunyikan masalah T-50 sejak 2013, ketika pilot India dan pakar penerbangan memiliki kesempatan untuk memeriksa kemajuan Rusia dan mencatat bahwa T-50 tidak dapat diandalkan. Radar Rusia, yang menjanjikan begitu banyak kemampuan menurut India, tidak memiliki kinerja cukup. India juga mencatat bahwa fitur siluman T-50 tidak memuaskan.  Tetapi Rusia menegaskan semua itu hanya salah paham.
Pada awal tahun 2015 Rusia yang menggambarkan T-50 sebagai pesawat spesialis yang akan dibangun dalam jumlah kecil. Ini adalah apa yang Amerika Serikat akhirnya lakukan dengan F-22, yang mulai beroperasi pada tahun 2005.
Keputusan itu dipicu oleh masalah pembangunan dan harga akhir per pesawat yang dianggap (oleh Kongres) terlalu tinggi. F-35 yang dirancang lebih murah bergerak ke arah yang sama meskipun F-35 diuntungkan dari pengalaman F-22.
Harga F-35 akan terus turun seiring jumlah pesawat yang dibeli tingi. Sementara hanya dengan 195 F-22 yang dibangun, lebih dari sepuluh kali dari F-35 yang akan dibangun. Tapi itu kurang dari jumlah yang direncanakan.
Awalnya 750 F-22 direncanakan dilahirkan, dengan tidak ada ekspor. F-35 untuk diekspor dan diharapkan bahwa 1.000 atau lebih akan dijual di luar negeri. Namun meningkatnya biaya pengembangan dan produksi menyebabkan penurunan pesanan AS dan asing.
T-50 adalah pesawat tempur 34 ton yang lebih bermanuver dari 33 ton Su-27 yang akan digantikan. T-50 dijanjikan memiliki sistem elektronik jauh lebih baik,  kemampuan siluman dan dapat cruise di atas kecepatan suara.
Rusia menjanjikan kehidupan pesawat tempur pada 6.000 jam terbang dan mesin yang baik untuk 4.000 jam. Rusia menjanjikan avionik kelas dunia, ditambah kokpit sangat ramah pilot.
Penggunaan pendorong kuat dan fly-by-wire akan menghasilkan sebuah pesawat yang diyakini akan lebih bermanuver dari Su-30 yang telah sangat tangkas.
Masalah yang dihadapi India adalah bahwa tidak ada perbaikan yang menjadikan mereka layak untuk memberikan investasi tambahan.
Biaya T-50 setidaknya 50 persen lebih tinggi dibandingkan Su-27. Itu akan menjadi sekitar US$ 60 juta.
T-50 tidak dimaksudkan untuk menjadi pesaing langsung F-22 karena pesawat Rusia tidak stealth. Tetapi jika manuver dan elektronik canggih sesuai  janji, pesawat akan menjadi lawan tangguh untuk setiap jet tempur selain F-22.
Jika T-50 dijual harganya akan di bawah $ 100 juta dan akan memiliki banyak pembeli. Tapi kelihatannya T-50 akan lebih mahal. Untuk saat ini T-50 dan J-20 (dan J-31) China adalah satu-satunya pesaing potensial untuk F-22 yang dalam pembangunan.
Seperti F-22, biaya pengembangan T-50 juga meningkat, dan sepertinya T-50 akan menjadi setidaknya US$120 juta per unit  (termasuk bagian dari biaya pembangunan). Tetapi harga ini hanya  bisa dicapai jika 500 atau lebih pesawat yang diproduksi.  Rusia awalnya berharap untuk membangun sebanyak 1.000 T-50.
 Lahir Langsung Usang


T-50
T-50

F-22 sangat mahal karena hanya dibangun sedikit. Pengembang Amerika sekarang sedang mencari cara untuk menerapkan kemampiuan siluman dan teknologi lainnya dari Raptor, untuk pengembangan UAV tempur.
Dengan demikian, pada saat T-50 memasuki layanan dalam jumlah besar pada tahun 2020-an itu mungkin sudah dibuat usang oleh pesawat tempur tanpa awak siluman yang lebih murah.
Amerika Serikat, Rusia, dan China semua bekerja pada penerapan teknologi stealth untuk UAV tempur. Dengan demikian produsi massal pesawat tempur generasi ke-6 tak berawak mungkin akan menjadi jet tempur terbaru.
T-50 terbang untuk pertama kalinya pada bulan Januari 2010, 13 tahun setelah F-22 melakukannya. Setelah T-50 terbang itu diyakini bahwa 70 model produksi pertama akan dipesan pada tahun 2016 dan akan disampaikan pada akhir dekade ini.
Jumlah pesanan kemudian dikurangi menjadi 52 dan dan kemudian dipangkas jadi 12. Beberapa prototipe itu harus diserahkan kepada Angkatan Udara Rusia atau pengujian tapi itu belum juga dilakukan.
Banyak pihak memastikan T-50 hampir tidak siluman seperti F-22, atau bahkan F-35 atau B-2. Rusia tampaknya akan menekankan manuver bukan siluman. India ingin lebih siluman dan akan lebih memilih pesawat dua kursi.
Masalah dengan mesin dan elektronik defensif T-50 terbukti sulit untuk dipecahkan. Hal ini menempatkan T-50 pada posisi kerugian besar dibanding F-22 atau F-35, yang mencoba untuk mendeteksi pesawat musuh pada jarak jauh, tanpa melihat, dan kemudian menembakkan rudal dipandu radar (seperti AMRAAM). Masalah ini tampaknya alasan utama untuk penundaan pesawat tersebut.
Rusia ingin mengekspor pesawat tempur generasi kelima ini ke India dan pelanggan asing lainnya. Dengan partisipasi India, Rusia sekarang memiliki dana miliaran dolar yang diperlukan untuk melaksanakan program pembangunan T-50.
India tidak hanya memberikan kontribusi uang tunai, tetapi juga teknologi dan kemampuan manufaktur. China tidak mungkin menjadi pembeli karena mereka memiliki dua desain pesawat siluman dalam pengembangan dan telah terbang.
Sementara India seperti telah berubah arah dengan memutuskan untuk upgrade besar-besaran pada armada Su-30MKI mereka. Di sisi lain Rusia juga telah mengatakan mempersiapkan masa depan penuh Su-30. Jadi semakin menunjukkan secara jelas bahwa T-50 memang ada masalah.

Inilah Senjata Penghancur Kota Angkatan Darat Rusia




Moskow - Self-propelled heavy mortar carriers dioperasionalkan oleh hampir semua angkatan darat modern. Dipasang pada kendaraan lapis baja ringan, senjata ini dapat memberikan pemboman berat dan cepat dengan shell 120 milimeter.
Angkatan Darat Amerika Serikat menempatkan meriam 120-milimeter di kendaraan roda Strykers (M1129) dan kendaraan tracked M113 (disebut sebagai M1064).  Sementara Rusia menempatkan self-propelled 120 milimeter  yang dikenal sebagai 2S9 NONA.
Tetapi Rusia juga menempatkan mortir raksasa 240  milimeter yang dikenal sebagai 2S4 Tyulpan (Tulip) yang menjadi sistem mortar terbesar yang digunakan saat ini
Pertanyaannya kenapa mempekerjakan mortar raksasa dengan kisaran yang relatif pendek?
Ada sejumlah jawaban dari pertanyaan itu. Pertama digunakan untuk menghancurkan benteng dan posisi defensif yang keras. Benteng Israel di Dataran Tinggi Golan dan Terusan Suez, gua mujahidin di Afghanistan, dan bandara yang dipertahankan oleh Angkatan Darat Ukraina semuanya telah terkena mortir M240.
Jawaban kedua adalah untuk menghancurkan kota. Bangunan apartemen di Grozny, Beirut dan Homs telah menjadi korban dari senjata ini.
Kita akan membahas bagaimana keangkeran dari 2S4 ini dengan melihat pada kendaraan dan senjata utamanya.
Dengan berat 30 ton 2S4 yang membawa mortar berat M240 dipasang pada chassis kendaraan tracked GMZ  yang digunakan dalam berbagai sistem senjata self-propelled lainnya. Memiliki sembilan awak (empat operator kendaraan dan lima penembak) dilindungi hingga dua puluh milimeter lapis baja yang akan mampu mengadang serangan senjata kecil dan pecahan mortar. Setiap tembakan membuat seluruh kendaraan seperti lonceng raksasa.

Kendaraan ini dapat menembakkan proyektil F864 221 pound yang memiliki daya ledak tinggi. Dengan dibantu roket proyektil  bisa menjangkau hingga dua puluh kilometer. Namun, tingkat tembakan M240 hanya satu tembakan per menit.
Tidak seperti tembakan dari howitzer, mortir terjun ke bawah pada lintasan vertikal sehingga efektif untuk melintas dinding benteng,  di sisi yang jauh dari pegunungan dan menusuk melalui atap bangunan.
Mortir M240 dapat menembakkan berbagai tembakan dengan tujuan khusus. Concrete-piercing shells dirancang untuk menghancurkan bunker, sementara proyektil pembakar Sayda untuk membakar bangunan. Sebuah shell 3B11 nuklir juga ada. 2S4 ditempatkan di brigade artileri nuklir tingkat tinggi selama Perang Dingin.
Baru-baru ini, di Suriah teridentifikasi keberadaan mortar M240  yang menembakkan amunisi tandan. Sebuah 3O8 Nerpa  shell cargo diidentifikasi menghantam sebuah sekolah di sesi di pinggiran kota Damaskus.
2S4 juga dapat menembakkan Smel’chak (Daredevil) shell 276-pound, yang dipandu oleh laser yang terpisah.   Sedikit informasi di Afghanistan menggambarkan menggunakan Smel’chak untuk menjatuhkan morir tepat di atas dinding benteng dan pintu masuk gua yang diperkuat.
Tembakan Daredevil menawarkan kemampuan yang signifikan untuk mencapai target poin setelah satu atau dua tembakan, meskipun sistem penargetan membutuhkan kondisi atmosfer yang optimal.

Tentara Suriah saat ini menggunakan mortar M240 towed atau diderek untuk mengepung kota yang dikuasai pemberontak. Senjata ini dilaporkan digunakan secara membabi buta di kota Homs yang sempat mendapat perhatian media yang luas pada tahun 2012. (Klaim bahwa kendaraan 2S4 yang digunakan tampak tidak akurat.)
Sebelumnya, mortir ini juga menjadi momok menakutkan karena membunuh ratusan orang ketika membombardir Beirut selama tahun 1980 ketika mortar bisa menembus atap beton yang digunakan oleh bangunan di kot tersebut. Mesir juga dipercaya untuk mempertahankan M240 towed .
Rusia hanya mempertahankan satu batalion aktif dengan delapan 2S4 dalam pelayanan, dengan lebih dari empat ratus beada dalam cadangan. Pada tahun 2000, Tyulpans memainkan peran penting dalam pengepungan Grozny dalam perang Chechnya kedua yang secara sistematis “meratakan” kota dari jauh.
Sebanyak 127 target dilaporkan hancur oleh tembakan Daredevil. Total tentara Rusia diklaim telah membunuh 1.500 pejuang separatis di Grozny dalam pengepungan yang diyakini telah menewaskan warga sipil yang jumlahnya mencapai 16 kali dari pemberontak.
Tidak seperti sistem artileri Rusia lainnya, 2S4 itu tidak diekspor dalam Pakta Warsawa, dengan pengecualian dari sejumlah kecil kendaraan singkat melayani di tentara Ceko.
Anehnya,  2S4  terlihat di Ukraina pada Juli 2014. Setidaknya empat mortir dilaporkan digunakan untuk mendukung separatis.
Tyulpans juga menjadi teror ketika pengepungan dua titik penting yakni bandara Luhansk dan Donetsk pada tahun 2014.  Pemboman meruntuhkan terminal bandara, memaksa pasukan Ukraina mundur dari posisi yang telah dipertahankan selama satu bulan.
Menteri Pertahanan Ukraina Valery Gelety bahkan awalnya mengklaim pada September bahwa 2S4 telah melabrak bandara Luhansk dengan senjata nuklir taktis. Dia kemudian menyatakan bahwa hal itu mengacu kemampuan kendaraan menyebarkan senjata nuklir.
2S4 tidak memiliki tandingan setara di militer Barat. Hal ini karena tugas utama menghancurkan target keras akan dilakukan dari udara menggunakan amunisi presisi-dipandu seperti JDAM. Tentu saja, keuntungan dari sistem berbasis darat adalah mereka dapat menembakkan secara berkelanjutan dari waktu ke waktu dan kemampuan untuk beroperasi ketika kekuatan udara tidak tersedia.
Sayangnya, karakteristik praktis juga telah memungkinkan penggunaan mortir M240 akan membawa korban sipil.
Wartawan Paul Conroy yang ada saat pengepungan Homs mengatakan “Aku berbaring di sana dan mendengarkan salvo dari tiga mortir tersebut diluncurkan pada suatu waktu, 18 jam sehari, selama lima hari”.

China ke Jepang: Anda Mundur dari Garis Merah, atau Kita Perang




China - Duta besar China untuk Jepang memperingatkan bahwa Beijing tidak akan mengakui permintaan untuk melepaskan kedaulatan mereka pada Laut Cina Selatan bahkan jika itu berarti kedua negara harus berperang.
Pada hari Sabtu 21 Agustus 2016, sumber-sumber diplomatik menegaskan bahwa China ternate telah mengeluarkan peringatan keras ke Tokyo pada akhir Juni lalu yang menuntut Jepang menahan diri dari pengiriman Pasukan Bela Diri untuk bergabung dengan operasi menguji kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan bersama Amerika Serikat.
Sebagaimana dikutip Sputnik Sabtu, Duta Besar China Cheng Yonghua kala itu mengatakan kepada Tokyo bahwa Jepang akan “menyeberangi garis merah” jika kapal perang mereka mengambil bagian dalam kebebasan operasi navigasi,. Cheng mengancam aksi militer jika Jepang tidak mematuhi ultimatum tersebut
Peringatan itu datang dua minggu sebelum putusan Pengadilan Arbitrase yang memenangkan gugatan Filipina yang menolak klaim China atas wilayah Laut China Selatan. China mengecam dan menolak keputusan itu.
Tokyo terus memberikan tekanan pada Beijing atas putusan arbitrase, meskipun negara tersebut tidak terlibat langsung dalam konflik.