Jakarta - Di Indonesia, sosok rantis (kendaraan taktis) imut beroda rantai ini identik dalam penanganan pasca bencana alam. Tatkala tim SAR dihadapkan pada medan berat, Hagglunds Bandvagn 206 (Bv206) langsung diterjunkan untuk melalukan evakuasi dan dukungan logistik di wilayah yang sulit dilalui kendaraan konvensional. Meski lebih kondang digunakan tim PMI (Palang Merah Indonesia), sejatinya rantis asal Swedia ini juga dimiliki oleh Grup 2 Kopassus (Komando Pasukan Khusus) TNI AD dan Satuan Pelopor Polri.
Penanganan bencana alam meletusnya Gunung Merapi, Gunung Kelud dan Gunung Sinabung, peristiwa tanah longsor, hingga banjir, kesemuanya menjadi medan pembuktian kehandalan Bv206 di Tanah Air. Resminya Bv206 masuk kategori kendaraan ATV (all terrain vehicle). Manufaktur pertamanya Hagglunds memang mendapuk Bv206 untuk bisa melandeni beragam medan berat, tak hanya di darat, tapi juga mampu melahap medan berawa, berbukit, bebatuan, dan pastinya Bv206 dapat berenang tanpa persiapan, layaknya tank amfibi Marinir.
Karena dirancang untuk melahap medan berat, pengguna perdana rantis ini sudah pasti kalangan militer. Hagglunds yang kini menjadi bagian dari BAE Systems Global Combat Systems memang awalnya dipentukkan bagi operasional AD Swedia, utamanya militer negara skandinavia ini membutuhkan rantis yang handal untuk melaju di medan bersalju dan berawa seperti di kawasan utara Swedia. Bv206 mulai dirancang pada tahun 1974, dan pada tahun 1980 pesanan perdana Bv206 diserahkan ke militer Swedia.
Meski bisa disebut sebagai rantis, Bv206 awalnya tidak dirancang dengan desain bodi anti peluru. Untuk mendukung operasi militer, peran Bv206 lebih sebagai kendaraaan pendorong pasukan dan pembuka jalan untuk kebutuhan logistik. Bv206 dapat dipasangi dudukan SMB (Senapan Mesin Berat) M2HB 12,7 mm. Mendukung misi tempur yang lebih serius, Bv206 kemudian dikembangkan menjadi rantis tempur Bv206s yang tak lain adalah armoured personel carrier. Bahkan ada PvBv2063 yang dilengkapi rudal anti tank TOW dan rudal Bill bestan Saab Bofors.
Di luar yang dioperasikan Polri, populasi Bv206 di Indonesia memang sedikit, PMI punya dua unit dan Kopassus juga dua unit. Bv206 terlihat diterjunkan saat misi SAR saat terjangan awan panas Gunung Merapi dan musibah Gunung Kelud. Sementara Bv206 Polri diterjunkan dalam penanganan bencana di Gunung Sinabung. Bv206 yang didatangkan ke Indonesia kabarnya bukan barang baru, melainkan sebagian berasal dari bekas yang digunakan dalam Perang di Timur Tengah.
Jika menilik ke spesifikasi teknis, BV206 mengadopsi V6 2.800 cc dari Ford Cologne. Sedang transmisi otomatis mengandalkan Mercedes-Benz dengan 4-percepatan. Dari mesin lawas tersebut, kendaraan yang bekasnya bisa mencapai Rp 2 miliaran lebih itu (spek militer) sanggup menyemburkan tenaga hingga 132,7 dk. Dengan kecepatan maksimal sekitar 55 km/jam (jalan mulus), kendaraan roda rantai ini dapat berenang dengan kecepatan 4,7 km/jam di air. Sebagai kendaraan berkemampuan offroad, Bv206 sanggup beroperasi di temperatur -52°C sampai 46°C.
Konfigurasi Bv206 juga cukup unik, yakni terdiri dari dua kendaraan yang berandengan, dan dalam paket jualnya memang Bv20d ditawarkan dalam paket gandeng. Karena berupa roda rantai, maka tiap-tiap rangkaian depan dan belakang mempunyau sumber tenaga sendiri. Karena terdiri dari dua kendaraan, maka beban yang bisa dibawa juga berbeda-beda. Front car punya payload 580 kg, sementara rear car punya payload 1.670 kg. Sehingga total payload yang bisa dibawa Bv206 mencapai 2.250 kg. Jika kompartemen diubah untuk membawa penumpang pasukan (penumpang), maka front car bisa dimuati 6 orang, dan rear car bisa membawa 11 orang. Sebagai kendaraan kecil, cargo space amat menentukan jalannya operasi dukungan logistik, untuk urusan ini front car punya cargo space 2,5 m3, dan rear car dengan cargo space 5,5 m3.
Saat ini ada ada 22 negara di dunia yang memakai Bv206, 20 negara untuk militer dan dua negara untuk keperluan sipil (salah satunya Indonesia). (SMID Indonesia)
Spesifikasi Hagglunds Bandvagn 206
– Engine: 2.8L 99 kW Ford Cologne V6.
– Gearbox: Mercedes Benz W 4A-018 automatic transmission
– Weight: 4.330 kg
– Cargo load: 2.250 kg (total)
– Length: 6,9 meter
– Width: 1,87 meter
– Height: 2.4 meter
– Engine: 2.8L 99 kW Ford Cologne V6.
– Gearbox: Mercedes Benz W 4A-018 automatic transmission
– Weight: 4.330 kg
– Cargo load: 2.250 kg (total)
– Length: 6,9 meter
– Width: 1,87 meter
– Height: 2.4 meter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar