Selasa, 07 Juni 2016

Mau Tahu Jeroan Pindad Sabhara V2 yang Jadi Andalan Polri?


Jakarta - Satuan Sabhara Polda di seluruh Indonesia sesungguhnya sangat dekat dengan masyarakat. Merekalah tulang punggung keamanan sehari-hari, melakukan tugas-tugas beresiko tinggi seperti pengamanan obyek vital, pengawalan pusat perekonomian, dan sebagainya. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sabhara dilengkapi satu senapan khusus yang disebut Sabhara V2 buatan Pindad.
Sejatinya ada dua varian yang dilahirkan, Sabhara V1 yang larasnya memiliki panjang 14,5”, dengan bentuk serupa SS1-V2, dan Sabhara V2 yang memiliki laras 10,5” atau setara dengan SS1-V5. Prakteknya, Polri membeli V2 dalam jumlah yang jauh lebih besar untuk operasional, sementara V1 lebih banyak ditemui di SPN (Sekolah Polisi Negara) untuk melatih para calon Polisi dalam kemahiran menembak.
Dilihat sepintas, Sabhara V2 memiliki rancang bangun yang serupa dengan SS1V5, dengan desain yang menganut sistem upper-lower receiver. Receiver atas terbuat dari baja, sementara yang bawah terbuat dari alumunium dan terhubung berkat adanya dua crosspin. Crosspin ini memiliki pegas di sisi dalam, sehingga saat ditekan kearah luar untuk membongkar senjata, tidak akan terlepas begitu saja dan hilang, yang merupakan satu fitur sederhana tapi berguna.
Melepas crosspin belakang sudah cukup untuk membuka senapan dan mengungkit receiver atas untuk mengakses bolt carrier. Untuk melepas bolt carrier, pastikan terlebih dahulu sudah tidak ada peluru di kamar, putar tuas selektor di sebelah kiri kearah S, dan tarik bolt carrier menggunakan tuas pengokang. Saat sudah berada posisi paling belakang, putar tuas pengokang sehingga lepas dari penguncinya, cabut tuas pengokang dan bolt carrier bisa ditarik sampai terlepas.
SPESIFIKASI 
Nama: Sabhara V1/V2 (SB V1/V2)
Pabrik: PT Pindad, Persero
Kaliber: 7,62x45mm
Mekanisme: gas operated, rotating bolt
Bobot: 3,38kg
Panjang keseluruhan: 770mm (terentang)/ 557mm (popor terlipat) (spek untuk V2)
Panjang laras: 14,5” (V1)/ 10,5” (V2)
Kapasitas magasen: 20 butir peluru
PELURU
Nama: MU-11TJ (Tajam)/ MU-11H (Hampa)
Kaliber: 7,62x45mm
Panjang keseluruhan: 55,08mm
Panjang kelongsong: 44, 70mm
Diameter peluru: 7,83mm
Bobot peluru: 7 gram
Vo: 565m/det
Tekanan kamar peluru: max 3.200kg/cm2
Pindah sedikit ke bagian depan, dari sisi eksterior juga tidak ada perbedaan berarti antara Sabhara V2 dengan kakak-kakaknya. Handguard masih menggunakan produksi Pindad yang menganut pola rib/ rusuk vertikal yang memberikan kenyamanan dan kemantapan saat digenggam, dan bisa dibuka dengan menarik keatas pin pengunci yang ada di sisi depan. Saat dibuka, handguard akan memisah ke kiri dan ke kanan. Handguard plastik tersebut menempel pada rangka alumunium yang sekaligus menyediakan lubang-lubang ventilasi yang menutupi tabung gas, untuk membantu mendinginkan laras dan tabung gas.
V2 juga mempertahankan desain muzzle brake model pepper pots klasik khas FN dengan tiga lubang bulat kecil pada tiga penjuru yang didesain menyudut kearah luar (angled). Sebagai sarana bidik, tersedia pisir dan pejera pada V2, menggunakan L flipsightuntuk jarak 200 meter (diopter yang lebih lebar) atau 100 meter (diopter kecil/ bidikan jitu) dan bukannya 250/400m seperti pada SS1, menyesuaikan dengan jarak efektif untuk MU-11TJ. Lubang dibelakang setelan gas dan cerukan dibawah blok pisir untuk sarana penempelan aksesoris seperti rel Picattinny juga memiliki spek dan dimensi serupa dengan SS1, yang sudah dibuktikan penulis dengan memasangkan rel untuk SS1-R5 ke V2.
Sabhara V2 menganut sistem gas operated, rotating bolt, sama seperti kakaknya SS1. Bentuk piston, bolt carrier dan boltnya sendiri sama persis dengan varian SS1, yaitu bolt dengan tiga lug pengunci (lihat pada gambar). Desain piston dan carrier menyatu, sehingga ketika dibongkar, bagian-bagiannya terhitung sedikit: bolt carrier, bolt, pegas pengembali (recoil spring), dan pelat penahan recoil yang sekaligus menjadi penutup belakang mekanisme. Pena pemukul, yang terpasang didalam bolt, dilengkapi pegas yang mencegahnya bergerak kedepan dan memantik primer, sehingga mengurangi kemungkinan insidenslamfire. Bila sisi mekanisme dan eksteriornya sama, lalu dimana letak keistimewaannya?

Sumber gambar: Aryo N.
Sumber gambar: SMID Indonesia
Sumber gambar: Aryo N.
Sumber gambar: SMID Indonesia
Jawabannya ada pada jenis peluru yang digunakan, 7,62x45mm MU-11TJ, yang diciptakan oleh litbang Pindad khusus untuk Sabhara V1/V2. MU-11TJ tergolong one of its kind, atau peluru yang tidak ada padanannya di dunia. Kebutuhan akan peluru yang memiliki karakteristik lintasan yang lebih lurus dan jauh dari peluru .38 standar Polri, namun tidak memlilik daya penetrasi eksesif, tidak mampu dipenuhi oleh jenis proyektil yang beredar di pasaran. Jika ditilik dari bentuknya, kepala peluru MU-11TJ masuk dalam kategori tumpul layaknya peluru pistol, sehingga peluru ini masuk dalam kategori low-velocity roundatau peluru berkecepatan rendah layaknya peluru pistol.
Peluru-peluru MU-11TJ inipun diisikan pada magasen yang memiliki desain yang baru, berbentuk lurus dan berbahan plastik/ nylon. Desainnya dibuat dengan pola rusuk, atau yang di kalangan militer lazim dikenal sebagai waffle pattern kapasitas 20 peluru. Walaupun disukai dan mudah ‘dijinakkan’ oleh Polisi Sabhara, V2 juga tak lepas dari kekurangan. Keluhan pertama dan terutama dari para anggota Sabhara adalah kecenderungan V2 untuk double-feed atau masuknya dua butir peluru ke kamar secara bersamaan, sehingga senjata menjadi macet.
Sumber gambar: Aryo N.
Sumber gambar: SMID Indonesia
Sumber gambar: Aryo N.
Sumber gambar: SMID Indonesia
Sumber : SMID Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar