Selasa, 14 Juni 2016

Su-30MKI India: Bukti Transfer Teknologi Tak Sekadar dalam Kontrak


India - Jika kemarin Anda kami suguhkan jeroan Sukhoi Su-30MKM punya Malaysia, tidak tepat rasanya jika tidak mengenal Su-30MKI milik India, operator varian Flanker terbesar di luar Rusia.
Hebatnya, India tidak sekadar mengoperasikan. Flanker India didesain sedemikian rupa dengan sistem avionik buatan Israel. Jadilah Su-30MKI (Modernizirovannyi Komercheskiy India = Modernisasi, Komersial pesanan India) sebagai salah satu varian Su-30 tercanggih, bahkan melebihi spesifikasi milik negara asalnya.
Pesanan Su-30MKI sebenarnya muncul dari niatan India mencari pesawat tempur yang multiperan, beroperasi dengan durasi minimal sepuluh jam dioperasikan oleh dua awak, dan dilengkapi avionik terbaik. Avionik terbaik diterjemahkan sebagai gabungan antara sistem yang dapat dibuat di India, Rusia, Ukraina, Perancis, dan Israel.
Kontrak ditandatangani Departemen Pertahanan India dan Rosvooruzhenie pada pertengahan 1990-an senilai 1,8 miliar dolar AS dengan transfer teknologi mencakup produksi lokal Su-30. Desain Su-MKI tersebut dibuat baru oleh Biro Desain Sukhoi dan diuji oleh 929th State Flight Test Centre di Akhtubinsk yang berlangsung cukup lama, baru selesai pada 2006. Integrator sekian banyak sistem dari berbagai negara dipercayakan kepada Ramenskoye Instrument Design Bureau (RPKB).
Produksi untuk batch awal dilakukan pabrikan Irkut (IAZ) di Siberia, dengan 8 pesawat pertama Su-30K sebelum selanjutnya dilanjutkan ke Su-30MKI karena lamanya waktu pengembangan. Boleh dikata Su-30MKI adalah upaya kolaborasi masif dan belum pernah dilakukan sebelumnya, karena melibatkan tiga negara.
Rusia dan Israel bahkan tidak dalam posisi ‘bersahabat’ karena dendam lama Uni Soviet yang mendukung liga Arab. Sebanyak empat pesawat purwarupa bahkan harus dibuat, yaitu Su-30I2, I-4, I-5, dan I-7 untuk menguji seluruh sistem dan avionik. Jumlah purwarupa sebanyak itu setara dengan pengembangan pesawat tempur baru.
Su-30MKI pra produksi pertama lepas landas 1 Juli 1997 di bawah kendali pilot uji Vyacheslav Averyanov. Fitur yang paling kentara dari Su-30MKI adalah dua sayap canard di depan yang merupakan sayap aktif, dipasang untuk meningkatkan manuverabilitas dan mengimbangi bobot radar yang meningkat.
Su-30MKI menjadi pertama dipasangi mesin AL-31FB yang mengintegrasikan sistem TVC (Thrust Vectoring Control) 2 Dimensi yang dapat digerakkan 15 derajat ke atas dan bawah yang sangat meningkatkan manuverabilitasnya, serta berbelok 32 derajat ke setiap sisi.
Dengan TVC, Su-30MKI dapat bermanuver pada kecepatan sangat rendah, atau bahkan ketika indikator airspeed menunjukkan nol, ketika seluruh kontrol permukaan tidak dapat mengubah arah pesawat. Artinya mudah bagi Su-30 untuk keluar dari kondisi stall dengan TVC. Sistem fly by wire pada Su-30MKI juga dibuat baru.
Kemampuan endus sasaran dipercayakan pada dua perangkat utama, radar Tikhomirov NIIP N011M Mk2 BARS dan sistem optronik UOMZ OLS-30I berupa pelacak inframerah pasif yang dipasang di depan kokpit.
Radar N011M yang merupakan radar PESA (Passive Electronically Scanned Array) memiliki kemampuan deteksi sampai 350 km dan penjejakan 200 km untuk pesawat penumpang, atau 140 km terhadap pesawat tempur dengan RCS kecil dan mampu mengunci 15 sasaran di udara secara simultan, jauh unggul dari radar N001VEP milik Su-30MK2 TNI AU.
Piringan radar juga dapat ‘menunduk’ ke arah tanah untuk mendeteksi sasaran darat seperti tank dari jarak 50 km. Untuk memudahkan mengunci sasaran, setiap pilot kebagian HMCS (Helmet Mounted Cueing System) Sura-K buatan Arsenal Ukraina. Sistem komputer misi dibuat oleh badan riset India DRDO.
Su-30MKI dilengkapi sejumlah avionik standar Barat seperti sistem Mil Std 1553B databus. Tampilan di kokpit disediakan oleh sistem display MFD55 (5×5”) yang besar buatan Sagem di kokpit depan, dan MFD66 (6×6”) untuk operator senjata di belakang. Sistem navigasi inersial disediakan oleh Sagem dalam bentuk Sigma 95 INS/ GPS.
Sistem buatan Israel mencakup Elbit SU967 HUD (Head Up Display) yang nyaman, lega, dan sangat informatif. Sistem pertahanan Su-30MKI lagi-lagi juga dipercayakan pada perangkat jammer aktif Elta EL/M-8222 yang mampu mengacak radar pesawat Blok Barat dan Timur.
DRDO India menyumbangkan sistem Radar Warning Receiver buatan dalam negeri, Tarang MkII. Pertahanan berupa pelontarchaff dan flare dipercayakan pada APP-50R/A dispenser dengan 96 cartridge. Untuk misi serangan darat, Su-30MKI dipasangi sistem Rafael Litening III targeting pod, sementara untuk pengintaian udara ada Rafael Condor 2 LOROP (Long Range Oblique Photography).
Su-30MKI juga dapat difungsikan sebagai tanker dengan pemasangan tangki bahan bakar dengan sistem drogue & chute buatan Inggris yaitu Cobham 754.
Pada awalnya, pengembangan Su-30MKI terhambat cukup parah karena masalah integrasi sistem. Uji penembakan senjata dilakukan pada 2004, termasuk RVV-AE dan R-27R1, serta Kh-31A terhadap sasaran berupa kapal. Rudal jelajah taktis Rusia yaitu Kh-59ME diujicoba terhadap sasaran darat.
Su-30MKI dikirim pada beberapa batch, dengan avionik berbeda-beda. Batch ketiga menggunakan radar N011M Mk3 menggantikan Mk2 yang lebih bertenaga pada dua batch sebelumnya, begitu pula sistem komputer India yang menggantikan S101 Rusia pada batch ini, sehingga Su-30MKI kompatibel dengan sistem Israel. Dua batch pertama kemudian diretrofit tahun 2006 sehingga setara dengan model terkini.
Walaupun di awal dirundung masalah termasuk jatuhnya enam pesawat, dan bahkan ada tuduhan kalau Rusia ‘menipu’ India, akhirnya Su-30MKI bisa operasional secara penuh. Sebanyak 50 unit pertama diproduksi di IAZ, dan 180 selanjutnya diproduksi lokal oleh HAL Nasik yang dibagi dalam 4 tranche. Sebuah pelajaran bagi Indonesia soal transfer teknologi yang betul-betul diwujudkan, tidak sekadar pencantuman di kontrak.
Pada tranche terakhir, Su-30MKI sudah terbang dengan avionik India, dan hasilnya memuaskan. Hal ini dibuktikan dengan kontrak baru berupa 42 Su-30MKI sehingga total order India menjadi 272 pesawat, setara dengan 14 skadron. Pengembangan terakhir, Su-30MKI sedang diintegrasikan dengan rudal jelajah BhraMos-A versi udara-darat yang diadopsi dari rudal Yakhont, sehingga boleh jadi Su-30MKI akan jadi favorit para pembaca yang banyak berprinsip, No Yakhont, no party! (SMID Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar