Rabu, 18 Mei 2016

Pesawat Jenis Ini yang Dinilai Cocok Jaga Indonesia


Jakarta -- Panglima TNI Gatot Nurmantyo menilai pesawat Sukhoi Su-35 adalah jet tempur terbaik untuk menjaga perairan Indonesia.

"Setelah berdiskusi dan melalui simposium, maka Su-35 dinilai alat pertahanan yang paling baik saat ini untuk menjaga perairan Indonesia yang sangat luas," kata Gatot di Mabes TNI, Jakarta, Rabu (18/5).

Dia mengatakan TNI tidak membeli alat pertahanan tersebut, tetapi hanya menginformasikan kebutuhan yang diperlukan Indonesia.

"Pengadaan di tangan Kementerian Peratahanan, TNI hanya menyampaikan kebutuhannya," kata Gatot.

Dia mengatakan laut Indonesia yang luas dan terbuka harus mempunyai pengawasan, maka diperlukan alutsista tercanggih agar jika ancaman terjadi maka bisa segera bertindak.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan Indonesia akan membeli jet tempur Sukhoi.

Sumber : SMID Indonesia

Saab Swedia Luncurkan Pesawat Tempur Generasi Baru


Linkoping - Setelah hampir 13 tahun berlalu, kini versi terbaru dan tercanggih pesawat tempur buatan Saab Swedia, JAS39 Gripen NG siap diluncurkan dari hanggar produksinya, di Linkoping, Swedia.

Upacara peluncuran Saab JAS39 Gripen NG dilaksanakan pada Rabu pagi waktu setempat (18/5/2016) di hadapan sekitar 100 jurnalis dari seluruh dunia dan petinggi negara-negara yang diundang.

Sehari sebelum peluncuran pesawat tempur yang secara fisik mirip dengan seri pendahulunya, JAS39 Gripen C/D, digelar makan malam menyambut kehadiran para jurnalis internasional itu, di Flygvapen Museum (Musium Kedirgantaraan) Swedia, di Linkoping, Selasa malam (17/5/2016).

Museum itu terletak dengan landas pacu di mana pesawat-pesawat tempur buatan Saab biasa diujicoba sebelum diserahterimakan kepada pemesannya. Di dalam museum itu disimpan dan ditata sejarah perjalanan panjang kedirgantaraan Swedia.



CEO Saab Haakan Buske, menjadi tuan rumah makan malam yang menyajikan hidangan tradisional Swedia itu.

"Hanya sedikit CEO masa kini yang merasakan Perang Dingin dan saya termasuk yang sedikit itu. Sehingga saya mengetahui keperluan yang harus dipenuhi untuk mempertahankan negara," katanya dari panggung berlatar pesawat terbang amfibi PBY-5 Catalina Angkatan Udara Kerajaan Swedia.

Dia menyaksikan riset dan pengembangan JAS39 Gripen, yang dalam komitmen pabrikannya, Saab, selalu dikembangkan dengan muatan teknologi terkini dari segala aspek. Walau bukan berbodi besar dan bertenaga paling besar, namun JAS39 Gripen diketahui juga memiliki kemampuan yang tidak boleh diremehkan.

JAS39 Gripen NG bisa juga disebut sebagai JAS39 Gripen E/F (E untuk kursi tunggal dan F untuk kursi ganda), yang masih berkemampuan mumpuni di kelas pesawat tempur multifungsi, untuk operasi udara-ke-udara, udara-ke-darat, serta pengamatan dan patroli udara guna meraih supremasi udara.

Sementara upacara peluncuran JAS39 Gripen NG disiapkan di hanggar produksinya, di luar Flygvapen Museum dipajang dua mock-up (model skala penuh) JAS39 Gripen.

Yang pertama adalah JAS39 Gripen C/D dan di sebelahnya JAS39 Gripen NG. Keduanya tampil dalam ukuran sesungguhnya dan beberapa material mock-up dibuat dari material sesungguhnya.

Jurnalis dipersilakan duduk di dalam kokpit kedua varian JAS39 Gripen ini dan merasakan beberapa hal, di antaranya memegang tongkat kemudi yang ada di tengah dan tonggak pendorong tenaga mesin.

Kedua mock-up ini tampil dalam warna berbeda walau sama-sama didominasi warna kelabu. JAS39 Gripen C/D tampil dalam kamuflase abu-abu biasa dan JAS39 Gripen NG dalam loreng kamuflase digital.

Secara kasat mata, ada beberapa yang menonjol. Di antaranya, di dalam kokpit JAS39 NG terdapat hanya satu layar peraga utama (head-up display/HUD) berukuran besar, dari tiga unit yang terdapat di JAS39 Gripen C/D, selain roda pendarat depan yang hanya satu ban ketimbang dua ban pada JAS39 Gripen C/D.

Kandungan teknologi manajemen tempur dan avionikanya juga sudah beberapa langkah lebih maju ketimbang yang dikandung 'sang kakak' JAS39 Gripen C/D, yaitu Network Centric Warfare. Teknologi ini bertugas memastikan segala sesuatu sistem operasi dalam misi multiperan yang dijalankan JAS39 Gripen NG itu tetap lentur dan menjamin kestabilan lalu-lintas data dalam fungsi datalink-nya.

Inilah yang dijagokan Saab untuk menjawab keperluan para operator akan kebolehan pesawat tempur yang dikatakan 'cerdas', yaitu pertukaran data yang berlangsung simultan di dalam sistem pertahanan negara.

Sehingga yang dilihat dan dibaca satu JAS39 Gripen NG semakin canggih dan semakin bisa stabil dan simultan dibaca dan dianalisis pusat komando, atau tank di darat, kapal perang di laut, bahkan baterai pertahanan titik. 

Sumber : SMID Indonesia

Selasa, 17 Mei 2016

Markas Kapal Selam Koarmatim ?


Surabaya - Awalnya saya kurang tertarik untuk meng-upload gambar ini. Takut mengundang pro kontra yang tak berujung. Tapi setelah saya cermati, wah ada logo Hiu Kencana di atas kiri gambar. Seriuh nih pikir saya. Saya pun akhirnya menguploadnya.
armatim 4
Sekilas tampak seperti desain artistik (hasil olah grafik komputer). Gambar di atas terlihat lebih detil. Ada background pesisir (daratan) plus rumah rumah dan pepohonan. Selain itu ada pula foreground (latar depan), tiang yang menghalangi gambar markas kapal selam ini. Gambar ini tampaknya hasil screenshot dari tayangan video, karena terlihat dari RGB warnanya. Tapi yang menjadi tanda tanya, mengapa ada foreground tiang kuning memanjang horisontal di tengah. Mungkin rekan rekan punya jawabannya.
kapal selam armatim
Gambar yang ada logo hiu kencana lebih terlihat sebagai desain artistik hasil karya komputer. Kalau melihat desain tersebut, disiapkan enam markas kapal selam di markas kapal selam yang disebut di Armatim ini.
Berbicara soal kapal selam polos, saya jadi ingat rekan saya seorang wartawan yang pernah diajak melihat kapal selam. Dia adalah calon taruna yang akhirnya gugur di tahap akhir. Setelah beberapa tahun, dia bertemu dengan teman-temannya yang sudah menjadi anggota TNI. Suatu saat dia diajak main-main ke Tanjung Priok. Akhirnya dia berkesempatan melihat kapal selam. “Kalau diketahui Komandan, saya bisa dimarahi nih”, ujar rekannya itu.
Saya ajak dia ke komputer dan tunjukkan gambar kapal selam Cakra class. “Yang seperti ini bukan ?, ujar saya sambil menunjuk gambar kapal selam Cakra class.
“Bukan, itu tampak baru dan tidak ada nomer lambungnya”, ujarnya.
“Baru bagaimana”, kejar saya.
“Kalau KRI Cakra – Nanggala, kita sudah tahu, tua. Dari body-nya juga kelihatan, sudah tidak mulus. Kalau yang ini mulus dan baru”, ujarnya.
“Kapal selam jenis apa ?”, tanya saya.
“Tidak tahu”, ujarnya.
Yah, segitu saja pembicaraan saya dengan rekan saya ini, tidak ditambah atau dikurangi. Pembicaraan ini, terjadi sudah cukup lama, tahun 2014 lalu.
OK. Sekarang balik ke gambar di atas. Tampaknya gambar itu, desain artistik semata bukan ?
Sumber Gambar: Defence.PK

Letda Appolta Siahaan Juara AASAM 2016


Australia - Prajurit TNI AD, Letda Appolta Siahaan, mencatatkan namanya sebagai pemenang lomba tembak perorangan di ajang Australian Army Skill and Arms Meeting (AASAM) 2016. Ini merupakan kemenangan berturut-turut sejak tahun 2008.
aasam 2016  15
aasam 2016  16
aasam 2016 10
“Saya sangat senang bisa menjuarai kompetisi AASAM tahun 2016 ini,” ujarnya selepas ditandu sebagai salah satu bagian dari tradisi kemenangan di AASAM.
Tidak hanya membuktikan kehebatan prajurit Indonesia, AASAM juga menjadi pembuktian kualitas senjata buatan Indonesia, karena Letda Siahaan menyabet kemenangan menggunakan senapan SS-2 V2 buatan PT Pindad.
aasam 2016 12
aasam 2016 14
aasam 2016 7
Senapan serbu buatan PT Pindad sempat diragukan kualitasnya saat Indonesia menjuarai kompetisi yang sama tahun 2015 lalu. Tim panitia AASAM meminta senjata yang digunakan tim Indonesia dibongkar karena diduga, mengganti jeroan SS-2. Nyatanya, itu tidak terbukti. AASAM 2016 digelar  tanggal 3 hingga 30 Mei 2016.
aasam 2016 11
aasam 2016 5
aasam 2016 8
aasam 2016 indonesia
Kepala Angkatan Darat Australia, Letnan Jenderal Angus Campbell memberikan penghargaan kepada Letnan Appolta Siahaan dari Angkatan Darat Indonesia sebagai juara menembak internasional selama Australian Army Skill and Arms Meeting (AASAM) di Puckapunyal, Victoria, 15 Mei 2016.
Sumber : Angkasa.co.id

Mengenal Helikopter Anti-Kapal Selam AS565 Panther TNI AL


Jakarta – Walaupun telah terdengar lama dan kontrak sudah dimulai tahun 2014, ternyata Airbus Industries akan menyerahkan helikopter antikapal selam AS565 Panther TNI AL pada akhir tahun 2016.
TNI AL memesan varian AS565 MBe, yang merupakan varian navalized terbaru dan paling gahar dari keluarga Panther. Di dunia, TNI AL akan menjadi negara pertama yang menerima varian MBe, menyusul kemudian AL Meksiko. Setelah sekian lama, TNI AL akan memiliki helikopter antikapal selam lagi.
AS565 MBe dengan mesin Turbomeca Arriel 2N memberikan daya dorong lebih besar, yaitu dengan daya 1.129shp lebih tinggi dari varian 2C yang digunakan Panther edisi sebelumnya. Penggunaan mesin berdaya besar membuat AS565 MBe mampu mengangkut beban lebih banyak 200 kg, menjadi 4,5 ton MTOW (Maximum Take Off & Weight). Lama terbang mencapai 4 jam dalam kondisi ideal, dan sangat cocok untuk operasi dari korvet atau frigat.
Sebanyak 11 helikopter antikapal selam akan dibuat dalam bentuk kit di Perancis, termasuk 1 helikopter antikapal selam pertama akan dibuat dan diuji sistemnya, termasuk perangkat antikapal selam, di Marignane, Perancis. PT Dirgantara Indonesia sekadar merakit helikopter, yang dijadwalkan selesai dalam 3 tahun.
PTDI menggandeng Rotorcraft Service Group untuk membantu integrasi perangkat deteksi kapal selam yang dipilih, yaitu L-3 Ocean Systems DS-100 HELRAS (Helicopter Long-Range Active Sonar) dan konsol misinya. L-3 yang perusahaan Amerika merupakan jawara di bidang sensor.
HELRAS merupakan sonar celup (dipping sonar) yang bisa diturunkan AS565MBe sewaktu-waktu. RSG akan membuat konfigurasi dimana konsol misi dapat dilepas dengan cepat dan helikopter dapat dikonfigurasi ulang untuk misi lain, seperti SAR, angkut atau evakuasi medik.
Untuk sistem senjata, helikopter antikapal selam AS565 MBe TNI AL diperkirakan akan dipasangi sistem peluncur torpedo ringan SUT Alliant/ Raytheon Mk46 atau Whitehead A244/S yang merupakan torpedo kapal perang TNI AL.
Sumber : Angkasa.co.id 13 Mei 2016

India Akan Ekspor 5 Senjata Militernya, Indonesia Pesan yang Mana?



India - Menteri Pertahanan India Manohar Parrikar telah menetapkan target ekspor pertahanan India sebesar US$ 2 miliar dalam dua tahun ke depan, dari saat ini yang hanya sebesar US$ 300 juta.
Produk pertahanan buatan India, seperti rudal anti kapal Brahmos, pesawat tempur Tejas atau helikopter serang ringan telah mendapatkan banyak permintaan di pasar internasinal, terutama dari negara kawasan Afrika dan Amerika Latin, dan inilah lima produk pertahanan India yang akan siap diekspor.
Light Combat Helicopter (LCH)
India saat ini sedang dalam pembicaraan dengan negara-negara “tertentu” di Afrika untuk kemungkinan penjualan Light Combat Helicopter (LCH). LCH adalah helikopter tempur ringan seberat 5,5 ton yang dirancang dan dikembangkan oleh HAL. Memiliki badan ramping dan kompak, perlindungan lapisan baja, tanki bahan bakar anti bocor, visibilitas yang rendah dan anti serangan NBC, menjadikan LCH adalah helikopter yang lincah dan mematikan.
Dirancang sebagai heli serang anti-tank dan anti-infanteri, LCH memiliki kecepatan maksimum 275 kilometer per jam, dan mampu terbang hingga ketinggian 16.000 – 18.000 kaki. Dengan harga yang sangat ekonomis, helikopter ini akan sangat menarik bagi banyak negara. Memiliki fitur sederhana seperti persenjataan standar senapan mesin berat dan rudal anti tank, namun tanpa dilengkapi rudal udara ke udara.
Rudal Brahmos
BrahMos diproduksi oleh perusahaan patungan India dan Rusia, telah menarik perhatian dari negara-negara seperti Argentina, Venezuela, Chili dan Brazil di Amerika Latin dan juga dari Afrika Selatan, yang merupakan bagian dari kelompok BRICS. Brahmos diproduksi dan akan dijual dengan harga rendah sekitar US$ 3 juta.
BrahMos adalah rudal jelajah supersonik anti kapal. Rudal ini dapat diluncurkan dari darat, kapal selam atau pesawat tempur. Negara-negara di Amerika Latin serta negara-negara Asia Tenggara telah menyatakan minatnya untuk membeli rudal Brahmos, terutama untuk pertahanan Angkatan Laut dan pertahanan pesisir.
BrahMos memiliki jangkauan 290 km, dengan kecepatan maksimum 2,8 Mach dan terbang menjelajah di ketinggian bervariasi dari 10 meter sampai 15 km. BrahMos dapat diluncurkan pada konfigurasi tabung peluncur atau vertical launch system (VLS).

LCA Tejas
Light Combat Aircraft (LCA) Tejas yang sekian lama dikembangkan india, kini telah menarik perhatian pembeli asing seperti Sri Lanka dan Mesir. Sri Lanka baru-baru ini menolak pesawat JF-17 Pakistan, sementara Mesir tahun lalu menandatangani kontrak pembelian 24 pesawat tempur Rafale buatan Prancis.
Dua hal yang menarik dari Tejas adalah harga yang murah dan kemampuan terbang. Banyak negara-negara asing yang penasaran dan mengunjungi stand Tejas selama pertunjukan udara Bahrain pada bulan Januari, yang merupakan penampilan pertama kalinya Tejas di luar negeri.

Sistem Rudal Pertahanan Akash
India kemungkinan juga akan mengekspor sistem rudal Akash. Akash adalah sistem rudal pertahanan udara mobile yang memiliki jangkauan 25 km. Akash dirancang dan dikembangkan oleh DRDO untuk melindungi pertahanan udara India dari serangan udara musuh.
Pesawat Peringatan Dini AEW & C
AEW & C adalah salah satu program unggulan dari DRDO yang merupakan sistem pesawat peringatan dini dan pengawasan udara yang dapat mendeteksi, mengidentifikasi dan mengklasifikasikan ancaman di udara dan dapat bertindak sebagai pusat komando dan kontrol untuk mendukung berbagai operasi udara.
“AEW & C India” dilengkapi Mission System dengan desain modular dan terintegrasi yang ditempatkan pada pesawat Embraer 145 berharga sangat hemat, klaim DRDO.
Sumber : FinancialExpress

Berapa Sebenarnya Jumlah Pesawat Tempur Su-27/30 Indonesia ?



Jakarta – Indonesia akan mengandalkan jet tempur KFX / IFX yang dibangun bersama dengan Korea Selatan untuk pertahanan udara dalam lima tahun mendatang.
“Di masa depan, kita harus mampu menghasilkan pesawat perang. Kita tidak harus terus membeli (dari orang lain),” kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Istana Negara di Jakarta, Selasa, 3/5/2016.
Dia mengatakan Indonesia dan Korea Selatan sedang menyelesaikan konsep untuk produksi bersama pesawat tempur KFX / IFX dengan kemampuan setara dengan jet siluman.
Dalam rangka menjaga keamanan udara dan perbatasan, pemerintah Indonesia juga akan membeli delapan pesawat tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia, kata Menteri Pertahanan.
Menteri tidak menutup kemungkinan Indonesia membeli persenjataan pesawat dari negara-negara produsen jet tempur lainnya.
“Kami memiliki hubungan baik dengan banyak negara. Kami bukan negara yang memiliki satu-satu (hubungan dengan satu negara tertentu). Kami akan membeli (arsenal dari negara manapun) yang kita anggap baik,” kata Ryamizard.
Indonesia dan Korea Selatan menandatangani kesepakatan senilai US $ 1,3 miliar pada Januari untuk pengembangan jet tempur baru.
Berdasarkan perjanjian, yang ditandatangani oleh Korea Aerospace Industries (KAI) dan kementerian pertahanan Indonesia, Indonesia akan menginvestasikan 1,6 trilliun won atau Rp 13 triliun untuk produksi jet pemburu Korea Fighter Experimental (KF-X / IF-X).
Selain itu, menurut Menteri Ryamizard, Presiden Joko Widodo akan mengunjungi Rusia pada minggu ketiga bulan Mei untuk berpartisipasi dalam KTT Rusia-ASEAN dan akan menyaksikan penandatanganan perjanjian untuk pembelian delapan 4.5 generasi Sukhoi Su-35.
Berbicara kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 3/5/2016, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan bahwa rencana untuk membeli delapan 4.5 generasi Sukhoi Su-35 jet tempur diselesaikan setelah Indonesia membeli 24 pesawat Sukhoi 27/30.
Sebelum kunjungannya ke Rusia untuk menghadiri KTT Rusia-ASEAN di resor Laut Hitam Sochi, Presiden Widodo mengunjungi Korea Selatan. Tur dua negara dilakukan pada 16-20 Mei.
Menurut Salim Mengga, anggota DPR Komisi I yang mengawasi masalah pertahanan, luar negeri dan informasi, pembelian pesawat Sukhoi Su-35 itu ditujukan untuk memperkuat kemampuan Angkatan Pertahanan Indonesia.
Sumber : Antara Bali

Senin, 16 Mei 2016

Light Frigate PT PAL Tampak Sempurna

Surabaya - SSV BRP Tarlac telah sampai di perairan Manila, Filipina Jumat, 14/05/2016. Sebagian besar tugas PT PAL telah selesai, tinggal perawatan kapal perang ini. Hari Senin depan, KSAL Filipina akan meresmikan SSV BRP Tarlac bergabung dengan AL Filipina, sekaligus tonggak sejarah bagi Indonesia, bahwa kapal perang buatan dalam negeri, diakui dunia.
Tidak berhenti sampai di situ, di saat yang sama PT PAL Indonesia juga terus menyempurnakan light frigate pertama yang dibangun di PT PAL Surabaya. Light Frigate PT PAL ini telah terlihat utuh dan sedang menjalani uji laut, untuk memverifikasi kemampuan elektronik, mesin, sistem senjata, radar dan sebagainya.  Dalam satu langkah PT PAL, mengerjakan SSV Filipina dan light frigate PKR Sigma 10514 untuk TNI AL.
Tugas baru untuk PT PAL telah menanti, yakni naik kelas, untuk juga membangun kapal selam pertama buatan Indoensia.
Sumber : Defence.pk

SSV BRP Tarlac Sudah Tiba di Filipina


Filipina - Kapal Strategic Sealift Vessel (SSV) pertama milik Angkatan Laut Filipina telah tiba di Pelabuhan selatan Manila pada Sabtu tengah malam.
Juru bicara Angkatan Laut Kapten Lued Lincuna menegaskan SSV pertama, BRP Tarlac merapat di Dermaga 13, kapal telah memasuki wilayah Filipina melalui bagian Sibutu di Tawi-Tawi, Kamis. Kapal dan awak nantinya akan menjalani karantina dan pemeriksaan imigrasi, kata Lincuna.
BRP Tarlac sudah melakukan uji coba laut sebelum dikirimkan ke Manila. Tahap pengujian laut untuk memeriksa kinerja mesin dan semua peralatan kapal.
“Hal ini juga dilakukan untuk memeriksa dan mengukur kemampuan kapal dan kelayakannya,” kata Lincuna.
Filipina memesan dua kapal SSV dari PT PAL Indonesia senilai 3.87 miliar Peso yang bersumber dari pendanaan Armed Forces of the Philippines modernization fund.
Angkatan Laut memprakarsai akuisisi kapal dengan persetujuan dari Menteri Pertahanan Voltaire Gazmin pada tahun 2013. SSV akan berfungsi sebagai pusat komando terapung Angkatan Laut, sealift dan transportasi kapal militer, serta untuk bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana.
Kapal SSV diperkirakan beratnya sekitar 7.300 ton. SSV memiliki kemampuan mengangkut sejumlah besar tentara, logistik dan perlengkapan perang lainnya.

Sumber
: PhilStar

TNI AU Targetkan Pesawat SAAB GlobalEye AEW&C


Jakarta – “Samudera, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kami telah terlalu lama mengabaikannya. Kami harus bekerja sekeras mungkin untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Sudah saatnya bagi Indonesia untuk mengambil kembali semuanya,” ujar Joko Widodo dalam pidato pelantikannya sebagai Presiden RI, Senin 20 Oktober, 2014 di Gedung DPR, Jakarta.
Sejumlah proposal telah dibahas dan beberapa telah dilaksanakan. Badan Keamanan Maritim Indonesia, misalnya, telah mengerahkan kapal untuk memburu kapal pencuri ikan. Juga Angkatan Laut telah membeli pesawat patroli maritim dan memerintahkan kapal perang untuk tujuan yang sama. Tapi hasilnya masih jauh dari selesai. Masalah terlalu sistemik, Pemerintah dinilai perlu solusi yang lebih komprehensif.
Disaat solusi yang efektif dan efisien masih dipertimbangkan, Angkatan Udara baru-baru ini mencoba melangkah lebih konkrit untuk kendaraan yang menjadi ruang lingkup domain mereka. Proposal ini diperlukan mengingat masalah maritim dan kelautan tidak dapat diselesaikan dari peralatan laut saja. Tapi itu hanya dapat diatasi dengan menggabungkan semua elemen dari kedua pihak demi hasil yang maksimal.
GlobalEye AEW&C Saab
GlobalEye AEW&C Saab
Menyadari hal ini, seperti pernah diusulkan oleh KSAU Marsekal Agus Supriatna, niat untuk memodernisasi pesawat pengintai strategis dalam rangka memfasilitasi dan memperluas cakupan pengamatan dan pengawasan. Mengingat Boeing 737-200 aset Surveillance tidak up-to-date untuk potensi ancaman pada hari ini, Angkatan Udara kini melirik pesawat pengganti jenis yang dianggap sesuai untuk masalah saat ini.
Sumber Angkasa mengungkapkan bahwa pesawat itu adalah GlobalEye. Dengan radar canggih dan sistem GlobalEye sangat berkualitas, pesawat ini mampu memantau kegiatan wilayah udara, darat dan pengawasan laut.
Ini berarti bahwa selain dapat digunakan untuk mencegah penangkapan ikan ilegal setiap tahun yang menyebabkan kerugian hingga Rp 300 triliun, pesawat multirole ini juga bisa meringankan tugas mengawasi pesawat tempur di wilayah udara Republik Indonesia. Sebuah pilihan yang layak untuk dipertimbangkan.
Sumber : Majalah Angkasa

Su-35 Semakin Mematikan Dengan ‘Sniper Pod’


Moskow - Kampanye serangan udara Rusia yang terbatas tapi sangat efisien di Suriah menunjukkan kemampuan udara Moskow telah pulih setelah sekian lama bobrok sejak tahun 1990-an, ” tulis Analis Pertahanan Dave Majumdar di National Interest.
Sebagai bagian terbaru, Rusia sedang mengembangkan sistem inovatif buatan sendiri yang secara signifikan akan meningkatkan kemampuan ketepatan menghancurkan sasaran darat dari pesawat tempur, ungkap Majumdar mengacu pada ‘targeting pod’.
“Dengan penambahan targeting pod, Angkatan Udara Rusia akan melebihi atau setidaknya tidak kalah dari pesawat tempur generasi keempat AS seperti F-15, F-16 atau F-18,” tambahnya.
Beberapa perusahaan Rusia saat ini sedang mengembangkan eknologi targeting pod, dengan hanya perusahaan Precision Instrumentation System (PSS) yang telah menghasilkan prototipe pertama, ungkap satu sumber militer yang dirahasiakan namanya kepada surat kabar Izvestiya pekan lalu. Polong tersebut diharapkan akan diuji akhir tahun ini.
Polong penargetan buatan Rusia dapat dibandingkan dengan ‘sniper sight’, pilot dapat memantau video langsung pada monitor yang terpasang di dalam kabin pesawat dan mensesuaikan bom presisi atau rudal dengan sasarannnya.
“Pod targeting memungkinkan pilot untuk mengunci target dengan rudal udara ke permukaan yang dilengkapi dengan television seeker atau sinar laser dan menggunakan bom dipandu laser untuk menghancurkan target,” jelas sumber tersebut.
Pod targeting PSS nantinya akan dipasangkan ke pesawat tempur Su-30SM (Flanker-H), Su-35 (Flanker-E) dan MiG-29 Fulcrum upgrade.
“Rusia tampaknya telah mempercepat pengembangan pod targeting baru setelah pengalaman tempurnya di Suriah menunjukkan bahwa kemampuan tersebut adalah wajib pada medan perang modern,” kata Majumdar.
Sumber : Sputnik

Minggu, 15 Mei 2016

Marinir Berangkat ke Ceko, Pelajari RM 70 Grad


Jakarta – Untuk meningkatkan keahlian dalam mengawaki dan memelihara sistem senjata Roket RM 70 Grad, Korps Marinir TNI AL memberangkatkan sejumlah prajurit ke Republik Ceko.
Mulai 2 Mei 2016 lalu, tim yang dipimpin Letnan Kolonel Marinir Hendy, secara khusus mengikuti pelatihan selama dua minggu meliputi materi pengawakan maupun pemeliharaan Senjata Roket RM 70 Grad.
Selama ini, RM 70 Grad memang sangat identik dengan keberadaan Pasukan Pendarat Korps Marinir TNI AL sebagai bagian dari sistim senjata armada terpadu. RM 70 Grad mampu menembakan semua jenis roket kaliber 122,4 mm dengan jangkauan 30 hingga 36 km. Roket-roket amunisi RM 70 dapat membawa berbagai jenis hulu ledak yang dapat menimbulkan efek fragmentasi dan efek kejut sangat dahsyat.
Tiap tabung RM 70 Grad berbobot 28 kg serta memiliki panjang 3 meter. Lebar satu multi laras RM 70 terdiri dari 4 baris dengan laras berjumlah total 40 buah. Senjata yang dapat ditembakkan dari jarak jauh dengan perantaraan remote control ini sangat efektif dalam menghancurkan serombongan pasukan di tempat terbuka. Daya tembaknya besar serta cakupan area yang dapat dihujani tembakan RM 70 Grad cukup luas.
Roket Multilaras RM 70 Grad diluncurkan oleh pasukan Marinir di sekitar Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Dok – Roket Multilaras RM 70 Grad diluncurkan pasukan Marinir di Pantai Banongan, Jawa Timur.
RM 70 GRAD
Mengingat daya efektifnya demikian besar, hingga hari ini Korps Marinir TNI AL masih menggunakan RM 70 Grad sebagai salah satu alutsista andalan dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan NKRI. Hampir dalam setiap latihan berskala besar seperti Latihan Armada Jaya dan Latihan Gabungan TNI, RM 70 Grad senantiasa mewarnai ujicoba tembakan.
Untuk meningkatkan keterampilan para teknisi dan pengawak RM 70 Grad, Korps Marinir mengirimkan tim khusus ke Republik Ceko, tempat RM 70 Grad dibangun dan dikembangkan. Harapan ke depan, ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh tim yang berangkat, dapat diberikan kepada para prajurit Korps Marinir lainnya sehingga tingkat kemampuan mereka meningkat dari waktu ke waktu.
Sumber : Poskota / Dispenal

Sabtu, 14 Mei 2016

CZ805 Bren: Senapan Serbu dari Eropa Timur Bercitara Rasa NATO



Jakarta - Segala jenis senapan serbu terbaru dari manca negara memang lumrah untuk dicoba, atau paling tidak dimiliki sample-nya oleh pasukan khusus TNI. Tak lain tujuannya agar personel berkualifikasi khusus bisa meng-update pengetahuan tentang senapan serbu anyar yang kini beredar. Contohnya seperti belum lama ini muncul sosok CZ805 Bren yang digunakan Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI AL, dan ada lagi sekuel foto yang memperlihatkan senjata asal Republik Ceko ini tengah dijajal oleh Kopassus (Komando Pasukan Khusus) TNI AD.


Seperti halnya varian SS (Senapan Serbu)-2 yang dirilis PT Pindad, CZ805 adalah terobosan yang dibanggakan Republik Ceko dalam segmen persenjataan perseorangan. Meski berasal dari negara eks Pakta Warsawa yang notabene pernah dekat dengan Uni Soviet (Rusia), CZ805 Bren yang dibuat
Česká zbrojovka Uherský Brod justru mengusung kaliber 5,56 x 45 mm NATO. Sebuah langkah revolusi persenjataan yang amat tegas, mengingat desain senjata ini dilakukan pasca berubahnya haluan politik di Ceko, dimana negara tersebut lebih mendekat ke NATO.
4894734_20121201080751battlefield-4-cz-805-real-life
Dengan adopsi kaliber khas NATO, sontak ikut membuka peluang pasar ke negara-negara yang menganut mahzab standar senjata dari NATO, termasuk Indonesia yang mencomot kaliber 5,56 x 45 mm untuk senjata organik TNI.
Sekilas pandang melihat CZ805, maka ingatan langsung tertuju pada senapan serbu asal Jerman, Heckler & Koch (H&K) G36. Terutama pada desain magasin yang transparan dari bahan polimer, memudahkan bagi gunner untuk melihat sisa amunisi yang ada. Meski begitu, CZ805 dapat juga dipasangi magasin M4/M16/SS-1.
Tampil dengan bayonet terpasang.
Tampil dengan bayonet (sangkur) terpasang.
Pada CZ805, bolt carrier memiliki sedikit blok yang memanjang ke depan, dengan satu lubang besar berbentuk lingkaran. Di lubang inilah dimasukkan tuas pengokang yang dapat dipindah-pindah dari kiri atau kanan sesuai preferensi gunner. Karena menempel pada bolt carrier, tuas pengokang ini ikut bergerak ke belakang saat senapan ditembakkan, jadi gunner harus berhati-hati saat memegangnnya.
CZ805 Bren ditawarkan dalam dua varian utama, yakni A1/A2. Perbedaan A1 dan A2 terletak pada panjang laras, dimana CZ805 Bren A2 mempunyai laras yang lebih pendek.
CZ-805-BREN-S1zxaCZjQ

Unggulkan Sistem Modular
Laras CZ805 diracang dengan teknologi modular, laras dengan panjang berbeda-beda dapat di install sesuai kebutuhan. Semisal ada laras ukuran 14,5 inchi untuk pasukan payung (para), laras 10,5 inchi untuk pertempuran jarak dekat, dan laras 20 inchi untuk kebutuhan heavy barrel pada penembak jitu. Sistem penguncian laras menggunakan mur yang dipasang pada sisi kiri dan kanan receiver.
Penggunaan Picatinny rail pada bagian atas recieiver juga membuat CZ805 dapat dengan mudah dipasangi berbagai macam aksesoris. Diantaranya yang dapat dipasang adalah alat bidik optic. Diantara pilihannya ada yang berbasis tritium, seperti Mepro 21 buatan Israel, ada lagi yang menggunakan holographic sight dengan laser pembidik terintegrasi, ada EOTech 552 dengan modul EOLAD-2VI atau EOLAD-2S. Jika butuh laser pointer bisa juga dipasangi CQBL-1, sementara kalau butuh laser kasat mata ada DBAL-A2.Untuk kebutuhan sniper, bisa menggunakan teleskop jarak menengah Leupold Mark4 LR/T TMR, semntara untuk pertempuran malam ada optic Mepro MNV X6, NOA X4 dan NYX. Jika tersedia budget, juga tinggal pasang pembidik berbasis thermal.
cz_805_ii_by_th3sun-d49eqb21

Pelontar Granat
Pelontar gronat yang terintegrasi pada sistem senapan serbu sudah bukan barang baru lagi. Menggunakan kaliber 40 x 46 mm, CZ805 juga punya sistem pelontar granat yang diberi label G1. Pelontar ini dibuka kearah samping (side loading) sehingga bisa diisi berbagai macam granat lontar. Untuk memasukan granat 40 mm, gunner harus menggeser pangkal laras ke kiri. Sementara di M-203 laras pelontar harus digeserkan ke depan saat pengisian munisi, dan digeser kembali ke belakang akan mengunci otomatis pada posisi tertutup, siap untuk ditembakkan. Untuk melakukan bidikan, G1 dilengkapi pembidik depan (folding ladder sight) dan penanda.
bren2
Mengutip sumber dari Wikipedia.org, secara resmi CZ805 telah digunakan di Republik Ceko, Mesir, Mexico, Moldova, dan Slovakia. Sementara debut pertempuran yang melibatkan senjata ini mulai dari Perang Afghanistan, Perang Teluk II, Perang Obat Bius di Mexico, dan Perang di Mali. 
Spesifikasi CZ805 Bren: 
– Weight: 3,6 kg
– Length: 910–855 mm (butt extended), 670 mm (butt folded)
– Barrel length: 360 mm (Bren A1), 277 mm (Bren A2)
– Cartridge: 5,56 × 45mm NATO
– Action: Gas-operated, rotating bolt
– Rate of fire: 700-800 perluru per menit
– Maximum firing range: 500 meter
– Magazin capacity: 30
– Sights: Iron sights
Sumber : Indomiliter