Amerika Serikat - Gedung Putih mengatakan kematian seorang personel Navy SEAL AS di Irak menunjukkan bahwa tentara AS tengah “melakukan pekerjaan yang berbahaya” saat melatih tentara lokal guna melawan ISIS.
“Saya pikir Irak dan Suriah adalah tempat yang berbahaya dan laki-laki dan perempuan dalam seragam, yang terlibat dalam misi untuk menawarkan pelatihan, nasihat dan bantuan kepada pasukan Irak yang berjuang untuk negara mereka sendiri sedang melakukan pekerjaan yang berbahaya , “kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest pada konferensi pers Selasa 3 Mei 2016.
Pernyataan itu untuk menanggapi pertanyaan apakah pasukan AS telah bergerak lebih dekat dengan bahaya dibandingkan masa awal kampanye melawan ISIS.
Earnest menambahkan, “Insiden hari ini adalah pengingat yang jelas dari risiko bahwa anggota layanan kami mengambil risiko, dan beberapa dari mereka, tiga dari mereka sekarang, telah membuat pengorbanan untuk negara kita. ”
Pemerintah telah berulang kali mengatakan bahwa 4.087 tentara AS yang dikirim untuk Irak tidak memiliki “peran tempur.”
Gedung Putih mengakui Navy SEAL yang tewas di Irak menjadi militer AS ketiga yang meninggal dalam perang melawan ISIS. Namun Gedung Putih menegaskan korban tidak memiliki misi empur.
“Dia tidak dalam misi tempur, tapi dia berada di tempat yang berbahaya. Dan posisinya diserang. Dia dipersenjatai, dilatih, dan siap untuk membela diri. Sayangnya, ia dibunuh. Dan ia tewas dalam pertempuran. Tapi itu bukan bagian dari misinya. Misinya adalah untuk menawarkan nasihat dan bantuan kepada orang-orang pasukan Irak yang berjuang untuk negara mereka sendiri, “kata Earnest.
Earnest mengatakan pejuang ISIS telah menembus sebuah pos pemeriksaan yang dijaga oleh pasukan Irak, dan melanjutkan untuk menyerang posisi Peshmerga Kurdi di mana personel SEAL itu memberi pelatihan.
“Pasukan AS merespon langsung dengan kekuatan udara untuk menghentikan serangan dan mitra Irak kami terlibat pertempuran dengan sisa-sisa pasukan mereka,” katanya.
Para pejabat pertahanan dan pelatih militer yang menyaksikan pertempuran itu mengatakan kepada Fox News bahwa ada baku tembak “sangat intens” yang melibatkan setidaknya 20 Navy SEAL.”Peshmerga mencoba untuk mempertahankan garis depan tetapi Navy SEAL – setidaknya 20 – datang dan menghantam ISIS,” kata pelatih militer Matthew VanDyke kepada Fox News.
Sebelumnya pada hari itu, Menteri Pertahanan Ash Carter menyebut seorang anggota Navy SEAL terbunuh dalam pertempuran melawan ISIS di Irak.
“Dia meninggal dalam pertempuran dan tentu kami sanga sedih,” katanya pada sebuah konferensi pers di Jerman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar