Senin, 02 Mei 2016

Kenapa Indonesia Pilih Kapal Selam Chang Bogo?


Jakarta - Setelah 13 tahun perundingan, penundaan dan akhirnya pembangunan Indonesia telah meluncurkan yang pertama dari tiga kapal selam kelas Chang Bogo yang dibangun Korea Selatan pada akhir Maret 2016 lalu. Kapal ini akan memasuki layanan pada tahun 2017 diikuti oleh kedua pada 2018. Kapal selam ketiga akan dibangun di Indonesia dengan bantuan Korea Selatan.
Chang Bogo adalah versi perbaikan dari Type 209 Jerman, tapi dibangun di Korea Selatan di bawah lisensi. Angkatan Laut Korsel telah menempatkan sembilan Chang Bogo ke dalam layanan antara tahun 1993 dan 2001. Ini adalah desain yang telah terbukti dan menjadi titik jual utama.
Chang Bogo memiliki bobot 1.200 ton dengan panjang 55,9 meter, memiliki kecepatan tertinggi saat terendam pada 39 kilometer per jam, dan kecepatan permukaan 20 kilometer per jam. Kisaran adalah 20.900 kilometer pada kecepatan permukaan 7,4 kilometer per jam. Daya tahan kapal selam 50 hari dan sangat otomatis hingga hanya memiliki 31 awak. Persenjataan 14 torpedo yang ditembakkan dari delapan tabung 533mm.
Sejak tahun 2003, ketika Indonesia mulai mencari cara untuk memperluas kekuatan kapal selam dan mengganti dua kapal selam Jerman era 1980-an, Korea Selatan telah menjadi kandidat utama untuk memasok kapal selam baru. Kendala pertama yang dihadapi Indonesia adalah tingginya biaya untuk mendapatkan kapal selam pengganti.
Kapal selam baru masing-masing membutuhkan dana setengah miliar dolar.
Mesi Rusia menawarkan harga yang lebih baik kala itu dengan kapal selam Kelas Kilo, tetapi Indonesia memilih Korea Selatan. Ada kemungkinan karena Indonesia masih trauma dengan poltik di tahun 1960-an.
Dua kapal jenis U209 Jerman yang mereka beli pada 1980-an telah terbukti kokoh, efektif dan tahan lama. Tapi mereka sudah tua dan harus diganti.
Jadi Indonesia membuat kesepakatan dengan Korea Selatan, yang juga mengoperasikan kapal selam Jerman, untuk meningkatkan dua kapal selam Angkatan Laut Indonesia. Yang pertama butuh waktu dua tahun, tetapi di samping mengganti komponen usang dan memeriksa kerusakan, banyak navigasi dan sistem senjata baru dipasang sehingga akhirnya bisa tetap digunakan setidaknya sepuluh tahun. Kapal selam kedua menyelesaikan perbaikan mereka pada tahun 2011 dan pada saat itu Angkatan Laut Indonesia akhirnya telah memperoleh uang untuk membeli kapal selam type 209 baru yang dibangun di Korea Selatan dan disebut sebagai Chang Bogo.
Korea Selatan sangat ingin mendapatkan bisnis, seperti galangan kapal Korea Selatan sedang membangun lebih banyak kapal perang, termasuk kapal selam. Melakukan refurbs Indonesia dengan harga yang menguntungkan membuat Korea Selatan menjadi pesaing utama untuk memasok Indonesia dengan kapal baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar