Linkoping - Setelah hampir 13 tahun berlalu, kini versi terbaru dan tercanggih pesawat tempur buatan Saab Swedia, JAS39 Gripen NG siap diluncurkan dari hanggar produksinya, di Linkoping, Swedia.
Upacara peluncuran Saab JAS39 Gripen NG dilaksanakan pada Rabu pagi waktu setempat (18/5/2016) di hadapan sekitar 100 jurnalis dari seluruh dunia dan petinggi negara-negara yang diundang.
Sehari sebelum peluncuran pesawat tempur yang secara fisik mirip dengan seri pendahulunya, JAS39 Gripen C/D, digelar makan malam menyambut kehadiran para jurnalis internasional itu, di Flygvapen Museum (Musium Kedirgantaraan) Swedia, di Linkoping, Selasa malam (17/5/2016).
Museum itu terletak dengan landas pacu di mana pesawat-pesawat tempur buatan Saab biasa diujicoba sebelum diserahterimakan kepada pemesannya. Di dalam museum itu disimpan dan ditata sejarah perjalanan panjang kedirgantaraan Swedia.
CEO Saab Haakan Buske, menjadi tuan rumah makan malam yang menyajikan hidangan tradisional Swedia itu.
"Hanya sedikit CEO masa kini yang merasakan Perang Dingin dan saya termasuk yang sedikit itu. Sehingga saya mengetahui keperluan yang harus dipenuhi untuk mempertahankan negara," katanya dari panggung berlatar pesawat terbang amfibi PBY-5 Catalina Angkatan Udara Kerajaan Swedia.
Dia menyaksikan riset dan pengembangan JAS39 Gripen, yang dalam komitmen pabrikannya, Saab, selalu dikembangkan dengan muatan teknologi terkini dari segala aspek. Walau bukan berbodi besar dan bertenaga paling besar, namun JAS39 Gripen diketahui juga memiliki kemampuan yang tidak boleh diremehkan.
JAS39 Gripen NG bisa juga disebut sebagai JAS39 Gripen E/F (E untuk kursi tunggal dan F untuk kursi ganda), yang masih berkemampuan mumpuni di kelas pesawat tempur multifungsi, untuk operasi udara-ke-udara, udara-ke-darat, serta pengamatan dan patroli udara guna meraih supremasi udara.
Sementara upacara peluncuran JAS39 Gripen NG disiapkan di hanggar produksinya, di luar Flygvapen Museum dipajang dua mock-up (model skala penuh) JAS39 Gripen.
Yang pertama adalah JAS39 Gripen C/D dan di sebelahnya JAS39 Gripen NG. Keduanya tampil dalam ukuran sesungguhnya dan beberapa material mock-up dibuat dari material sesungguhnya.
Jurnalis dipersilakan duduk di dalam kokpit kedua varian JAS39 Gripen ini dan merasakan beberapa hal, di antaranya memegang tongkat kemudi yang ada di tengah dan tonggak pendorong tenaga mesin.
Kedua mock-up ini tampil dalam warna berbeda walau sama-sama didominasi warna kelabu. JAS39 Gripen C/D tampil dalam kamuflase abu-abu biasa dan JAS39 Gripen NG dalam loreng kamuflase digital.
Secara kasat mata, ada beberapa yang menonjol. Di antaranya, di dalam kokpit JAS39 NG terdapat hanya satu layar peraga utama (head-up display/HUD) berukuran besar, dari tiga unit yang terdapat di JAS39 Gripen C/D, selain roda pendarat depan yang hanya satu ban ketimbang dua ban pada JAS39 Gripen C/D.
Kandungan teknologi manajemen tempur dan avionikanya juga sudah beberapa langkah lebih maju ketimbang yang dikandung 'sang kakak' JAS39 Gripen C/D, yaitu Network Centric Warfare. Teknologi ini bertugas memastikan segala sesuatu sistem operasi dalam misi multiperan yang dijalankan JAS39 Gripen NG itu tetap lentur dan menjamin kestabilan lalu-lintas data dalam fungsi datalink-nya.
Inilah yang dijagokan Saab untuk menjawab keperluan para operator akan kebolehan pesawat tempur yang dikatakan 'cerdas', yaitu pertukaran data yang berlangsung simultan di dalam sistem pertahanan negara.
Sehingga yang dilihat dan dibaca satu JAS39 Gripen NG semakin canggih dan semakin bisa stabil dan simultan dibaca dan dianalisis pusat komando, atau tank di darat, kapal perang di laut, bahkan baterai pertahanan titik.
Sumber : SMID Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar