Amerika Serikat - Amerika tidak menunjukkan tanda-tanda untuk mundur dari Laut China Selatan. Pentagon bahkan telah mengumumkan rencana untuk meluncurkan drone bawah air di dekat kepulauan Spratly.
Pentagon berencana untuk menghabiskan US$8 miliar sampai tahun depan untuk kapal selam, baik berawak dan tak berawak, tapi prioritas akan di mempersenjatai submersible otonom.
“Idenya adalah bahwa jika kita pernah masuk ke bust-up di Laut China Selatan, China tidak akan tahu pasti seperti apa kemampuan yang dimiliki AS,” kata Shawn Brimley dari Center for a New American Security, kepada Financial Times dan dikuti Sputnik Selasa 19 April 2016. “Ini mungkin memiliki dampak jera pada potensi perilaku provokatif.”
Drone kapal selam memiliki banyak keuntungan dari kendaraan udara tak berawak. Kapal ini bisa dibuat lebih kecil dan murah dan Pentagon bisa menjadikan kapal selam ini sebagai rumah dari perangkat sensor yang lebih banyak dan canggih.
Ukuran yang lebih kecil juga berarti bahwa pesawat itu akan lebih sulit untuk dideteksi. dan bisa menyelinap tanpa terdeteksi ke perairan musuh untuk pengintaian atau serangan. “Penggunaan drone bawah air membuka area baru seluruh kemampuan,” kata Brimley.
Sumber :
http://www.jejaktapak.com
http://www.jejaktapak.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar