Militer AS dan Filipina melakukan patroli bersama di Laut China Selatan. | (Reuters)
SHANGHAI - Penguatan hubungan militer Amerik Serikat dan Filipina, termasuk dengan patroli bersama di Laut China Selatan, mencerminkan “mentalitas Perang Dingin”. Demikian pernyataan Kementerian Pertahanan China.
Beijing, kata kementerian itu, berjanji untuk tegas menentang pelanggaran apapun terhadap kedaulatan China.
Pernyataan itu dipublikasikan di situs Kementerian Pertahanan China pada hari Kamis, tidak lama setelah AS mengatakan akan komitmen menghadirkan militernya di Filipina dan mengumumkan bahwa kedua negara memulai patroli bersama di perairan yang disengketakan.
”Sebuah penguatan aliansi militer AS-Filipina adalah manifestasi dari mentalitas Perang Dingin dan tidak kondusif untuk perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan,” kata Kementerian Pertahanan China, seperti dikutip Reuters, Jumat (15/4/2016).
China mengklaim sebagian besar perairan yang kaya energi di Laut China Selatan, di mana sekitar USD5 triliun dihasilkan setiap tahunny dari lalu lintas kapal perdagangan dunia. Tapi, Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan dan Vietnam juga memiliki klaim di kawasan itu.
Menurut Kementerian Pertahanan China, patroli bersama Angkatan Laut AS-Filipina telah "mempromosikan militerisasi di kawasan”.
”Tentara China akan memantau tren ini erat, dan tegas akan menjaga kedaulatan teritorial serta hak dan kepentingan maritime China,” lanjut kementerian itu.
Sumber :
http://international.sindonews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar