Rabu, 20 April 2016

Upgrade Alutsista, TNI AL Pilih Kanon Type 730 Untuk KRI Sampari 628 dan KRI Tombak 629



JAKARTA - Meski hubungan RI – RRC sempat panas gara-gara insiden di Perairan Natuna pada 19 Maret lalu, namun kejadian tersebut sepertinya tak membawa pengaruh pada urusan pembelian alutsista. Justru kabar terbaru, alutsista TNI AL kembali akan diperkuat sistem senjata kanon CIWS (Close In Weapon System) Type 730 untuk dipasang pada dua unit KCR (Kapal Cepat Rudal) 60 Sampari Class.
tombak-1
Pilihan untuk mengadopsi kanon reaksi cepat tujuh laras buatan Norinco, Cina, didapat dari kutipan berita di situs Janes.com (18/4/2016). Pemilihan kanon Type 730 oleh TNI AL berlangsung pada ajang DSA (Defence Service Asia) 2016 yang berlangsung 18 – 21 April di Kuala Lumpur, Malaysia. Dua KCR 60 yang bakal dicangkok kanon Type 730 adalah KRI Sampari 628 dan KRI Tombak 629. Sebagai informasi, selain dua kapal perang tersebut, TNI AL sudah mengoperasikan KCR 60 lain, yaitu KRI Halasan 630. Dan kini PT PAL sedang dalam proses penggarapan empat unit KCR 60 lainnya.
tombak-2
Sedari awal KCR 60 memang dibangun dengan asupan teknologi dari Negeri Tirai Bambu, sebut saja dalam penggunaan rudal anti kapal C-705. Bahkan untuk empat unit KCR 60 yang sedang dalam proses pembangunan, akan didapuk menggunakan CMS (Combat Management System) dari Cina. Dengan pola CMS dan sistem senjata rudal yang juga buatan Cina, maka bisa ditebak untuk senjata utama di haluan juga akan mengerucut pada produk buatan Cina.
Sejak diluncurkan, tiga unit KCR 60 yang kini beroperasi masih memakai kanon ‘sementara’ jenis Bofors 40 mm yang dilengkapi kubah. Dalam rancangan awal, KCR 60 dipersiapkan untuk dipasangi meriam kaliber 57 mm. Dengan keputusan penggunaan Type 730 pada KCR 60, maka ini menjadi generasi kapal cepat TNI AL yang sudah dipangi kanon CIWS. Sebelumnya KCR 40 Clurit Class sudah dipasangi CIWS AK-630, kanon enam laras dengan kaliber 30 mm.
TNI AL sendiri sudah cukup mengenal kanon Type 730, pertama kali jenis senjata ini dipasang pada korvet Parchim Class KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376. Sayangnya belum ada informasi lanjutan, apakah Type 730 akan dipasang pada Perchim Class TNI AL lainnya, mengingat kanon yang kini terpasang AK-230 sudah sangat usang.
KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376 saat masih menggunakan kanon AK-230
KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376 saat masih menggunakan kanon AK-230
KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376 setelah rampung dipasangi kanon Type 730
KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376 setelah rampung dipasangi kanon Type 730
Dengan kendali radar, Type 730 tampil sebagai kanon yang sadis. Dengan kendali elektrik dan hydraulic driven, Type 730 maksimum bisa mengumbar 5.800 proyektil dalam satu menit. Jelas urusan daya hancur dan kemampuan mengentikan laju rudal anti kapal pun meningkat drastis. Jarak tembak efektif kanon ini mencapai 3.500 meter. Jenis amunisi yang digunakan mulai dari armour-piercing discarding sabot (APDS), high explosive incendiary (HEI) dan target practice (TP) untuk latihan. Menurut rilis, sasaran yang melesat hingga kecepatan Mach 2 masih dapat ditangkal Type 730. Jumlah stok amunisi yang siap digunakan adalah 1.000 peluru. 
Sumber :
http://www.indomiliter.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar