Senin, 18 April 2016

Menteri Susi Inginkan Pengadaan Kapal Tidak Parsial



LONDON - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengharapkan pengadaan kapal untuk tujuan pengawasan perairan Indonesia tidak dilakukan secara parsial oleh masing-masing lembaga.

"Sebaiknya dikaji dan dihitung secara menyeluruh berapa kebutuhan kapal untuk mengawasi seluruh perairan Indonesia. Jenis-jenisnya apa saja, ukurannya berapa saja dan sebagainya," kata Susi Senin (18/4/2016) di London Inggris seperti dilaporkan Wartawan Kompas.com M Fajar Marta.

Menurut Susi, jika sudah diketahui total kapal yang dibutuhkan, barulah pengadaannya dibagi-bagi pada masing-masing lembaga yang berwenang.

Lembaga-lembaga itu antara lain TNI AL, Badan Keamanan Laut (Bakamla), Kepolisian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Bea dan Cukai.
Misalnya, KKP mendapat jatah untuk membeli kapal patroli sebanyak 5 unit per tahun.

Dalam kunjungannya ke Houlder Ltd, perusahaan Inggris yang berpengalaman dalam membangun sistem pengawasan maritim dan desain kapal, Susi bertanya apakah Houlder bisa melakukan pemetaan terhadap perairan Indonesia sehingga diketahui berapa kebutuhan kapal serta apa saja jenis dan ukurannya.

Chief Commercial Officer Houlder Simon Harris mengatakan, pihaknya membutuhkan waktu 5 - 6 bulan untuk merancang sistem pertahanan dan pengawasan terpadu untuk perairan Indonesia.

Susi bertanya berapa biaya untuk jasa Houlder tersebut.

Simon menjawab itu tergantung tingkat kesulitan dan luas perairan Indonesia.
Menurut Susi, kapal yang dibutuhkan nantinya akan dibangun di galangan kapal nasional seperti PT PAL.

Jadi, Houlder hanya menjadi mitra dalam pembuatan kajian sistem pengawasan maritim, sementara pengadaan kapalnya akan dikerjakan di dalam negeri.

Susi juga bertanya apakah Houlder bisa mendesain kapal pabrik pengolahan ikan.

Kapal tersebut akan ditempatkan di daerah-daerah yang minim infrastruktur seperti listrik dan transportasi sehingga tak ada investor yang mau membangun pabrik pengolahan di daerah tersebut.

Padahal, tangkapan nelayan di daerah tersebut sangat potensial.

Karenanya, untuk mengisi kekosongan tersebut, diperlukan kapal pabrik pengolahan ikan yang tidak tergantung infrastruktur di darat.

Simon Harris mengatakan, Houlder berpengalaman dalam mendesain dan membangun jenis kapal apapun, mulai dari kapal perang hingga kapal penumpang.


Sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar