Media Rusia Pravda.Ru mewancarai Anatoly Kvochur, seorang pilot terkenal era Uni Soviet yang di Barat dikenal sebagai legenda terbang Rusia. Dia berbicara berbagai hal tentang perkembangan jet tempur Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet. Berikut petikannya.
Apa yang terjadi di bidang penerbangan Rusia setelah putus dari Uni Soviet dan di mana kita sekarang?
“Selama beberapa tahun terakhir, Rusia telah menciptakan beberapa pesawat yang unik. Su-35 ssudah digunakan, dan kami telah menguji pesawat generasi kelima T-50 selama beberapa tahun. Ini adalah hasil yang sangat baik, karena tidak ada yang berpikir bahwa hal itu bisa mungkin di pertengahan 1990-an. Aviation merupakan industri yang sangat rumit. Hanya Uni Soviet yang bisa membuat pesawat dan helikopter perkasa secara independen. Ketika Uni Soviet berantakan, banyak perusahaan dari industri penerbangan berpindah ke luar negeri. Misalnya, Motor Sich, salah satu perusahaan terbesar di dunia untuk produksi, pengujian, pemeliharaan, operasi dan perbaikan dari 55 jenis dan modifikasi mesin handal. Biro Desain Antonov ada di Ukraina. Perusahaan y ang terkenal dengan pesawat terbesar di dunia An-124. Ilusyin pembuat pesawat transportasi militer dan sipil IL-76, serta tanker IL-78 ada di Tashkent, Uzbekistan. Dan masih banyak lagi.
“Rusia telah kehilangan banyak. Waktu adalah salah satu faktor paling penting dalam kompetisi. Ini bukan hanya uang, tetapi juga ide-ide, peluang dan spesialis.”
Presiden Putin mengatakan bahwa bahkan meski kita telah kehilangan waktu, kami telah mampu menciptakan teknologi baru berdasarkan perkembangan terbaru. Rusia bahkan telah melampaui pesaing asing pada saat ini.”
“Benar. Proyek untuk pengembangan pesawat generasi kelima F-22 Raptor dimulai pada waktu yang sama dengan pesawat tempur generasi kelima Rusia. Proyek Rusia dirancang oleh MiG dan disebut Project 1.42. Proyek tidak punya pesawat seri produksi tetapi telah dibangun dan melakukan penerbangan perdananya pada tahun 1994.
“F-22 kemudian lebih dulu terbang, tapi ada pendekatan yang berbeda untuk itu di AS – Amerika bisa menggunakan tidak hanya sumber daya mereka sendiri, tetapi sumber daya dari seluruh dunia. Ada enam perusahaan mengambil bagian dalam kompetisi desain. Setelah itu, enam perusahaan dibagi menjadi dua asosiasi, dan masing-masing dari mereka menerima dana dari anggaran untuk pembangunan dua pesawat uji. YF-22 dan YF-23 yang sebenarnya itu satu pesawat yang sama, tetapi dengan mesin yang berbeda. YF-22 menang, dan perusahaan pemenang diperluas dengan bantuan yang yang merugi.
“Pesawat tempur F-22 lepas landas pada tahun 1997. Amerika tampaknya menganggap bahwa Rusia telah selesai, sehingga mereka santai. Itu adalah kesalahan besar yang mereka buat. F-22, misalnya, diakui sebagai proyek gagal. Sekitar 150 pesawat dibuat, sedangkan rencana awal adalah untuk membuat 700 jet. Sekarang produksi pesawat ini dihentikan. Ini bisa menjadi sebuah pesawat yang sangat baik dengan semua fitur yang diperlukan: visibilitas rendah, manuver, pemeliharaan dan kecepatan jelajah supersonik. Namun, proyek itu ditangguhkan. ”
Mereka [Amerika] menemukan diri mereka dalam situasi di mana mereka tidak memiliki pesawat generasi ke-5.
“Mereka memiliki proyek gagal, sehingga mereka tidak mulai membangun pesawat lain dari kategori yang sama. Tidak seperti Amerika Serikat, Rusia telah menciptakan sebuah pesawat yang berbeda secara fundamental yang dikenal sebagai T-50 PAK FA. Selain itu, Rusia telah meluncurkan produksi serial Su-35 – varian menengah, pengembangan berat dari Su-27 super manuver, jarak terbang yang luas, tampilan baru dan sistem navigasi onboard baru. Semua ini menunjukkan bahwa paritas kemungkinan akan dikembalikan”.
F-35 juga dikatakan proyek yang gagal. Spesialis Australia membandingkan F-35 dengan T-50 dan Su-35. Akibatnya, F-35 bisa dikatakan pesawat generasi ketiga dengan unsur-unsur jet tempur generasi kelima. “
“Pertama, F-35 dirancang sebagai pesawat yang mampu lepas landas darat dan mendarat vertikal. Dan Uni Soviet memiliki pesawat berbasis kapal yang disebut Yak-41. Biro Desain Yakovlev adalah satu-satunya biro yang memiliki teknologi vertikal take off and landing. Mereka membangun Yak-38 untuk kapal induk. Ini bisa menjadi pesawat supersonik, seperti F-35. Proyek ini disimpan ketika Uni Soviet menghentikan pengembangannya. Saya percaya bahwa teknologi kami terkuras ke luar negeri, karena Amerika tidak memiliki teknologi take off and vertikal landing. Mereka menggunakan Harrier, sebuah pesawat Inggris. Inggris adalah negara yang sangat kuat di industri pembangunan pesawat terbang.
“Doktrin militer Rusia adalah murni defensif. Kami harus mampu melindungi negara dan rakyat kita. Kami tidak perlu naik kapal induk untuk melakukan perjalanan ke benua lain. Doktrin militer AS adalah doktrin dominasi global. Jika saya tidak salah, mereka memiliki 17 kapal induk [yang benar 10]. Rusia hanya memiliki satu. orang Amerika membutuhkan pesawat yang mereka bisa bawa ke Vietnam, Kamboja, Timur Tengah dan sebagainya. Memiliki pesawat dengan kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal menjadi penting bagi orang Amerika.”
Mereka mengatakan bahwa sampai saat ini, Rusia tidak memiliki jet tempur multifunciotnal.
“[Pesawat] itu dibangun. Saya terlibat dalam proyek ini, namun negara kemudian runtuh. Misalnya, ada pesawat MiG-31M yang unik. Pesawat ini memiliki kecepatan jelajah supersonik pada 2.500 km / jam. Tidak ada pesaing di sini! Maksimum kecepatan 3.000 km / h MiG-31M bisa membawa sepuluh ton yang terdiri dari enam rudal besar dengan jangkauan 300 km. Ada radar kuat yang akan memindai wilayah dengan jangkauan 300 km pada tahun 1994, proyek ini terhenti, dan tidak ada yang mengatakan mengapa.”
Sejauh yang kami tahu, proyek MiG-31 telah dihidupkan kembali. Ada proyek MiG-41.
“Memang. Komite Pertahanan memeulai beberapa dengar pendapat di Duma [parlemen] untuk melanjutkan produksi MiG-31 jet. Proyek ini masih dibahas.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar