Kamis, 14 April 2016

S-300 Iran Langsung Mengubah Peta Permainan di Timur Tengah


s-300
Spekulasi tentang kapan Iran akan menerima sistem pertahanan udara S-300 buatan Rusia telah merajalela sejak finalisasi kesepakatan nuklir di musim panas 2015. Tetapi sepertinya spekulasi ini telah terhenti setelah Teheran dan  Moskow telah mengkonfirmasi pengiriman satu dari lima sistem yang dibeli Iran telah diserahkan.Kedatangan sistem pertahanan udara canggih ini jelas akan  mengubah peta militer di kawasan Timur Tengah.
S-300 adalah sistem pertahanan rudal era Perang Dingin pertama kali digunakan oleh Uni Soviet pada tahun 1979. Meskipun secara teknis generasi baru telah muncul yakni S-400 (dan S-500 juga tengah dikembangkan) tetapi S-300 tetap menjadi sistem rudal pertahanan udara yang akan mengubah permainan. Sistem ini sangat disegani karena memiliki jangkauan operasional sekitar 93 mil dan dapat menembak jatuh pesawat dan rudal. Kemampuannya untuk melacak beberapa target secara bersamaan membuatnya menjadi sangat berbahaya bagi skuadron pesawat musuh.
Bagi Amerika mungkin S-300 masih bisa ditangani karena mereka memiliki platfrom siluman, tetapi ini akan menjadi masalah bagi negara tetangga lains eperti Israel dan Arab Saudi. Meskipun Angkatan Pertahanan Israel (IDF) dan Saudi memiliki sejumlah pesawat moderen buatan Amerika tetapi keduanya tidak memiliki platform siluman, karakter penting untuk bisa membabat S-300. Ini akan menjadi risiko bai Saudi dan Israel ketika berurusan dengan Teheran.
Israel telah lama mengandalkan apa yang disebut “qualitative military edge” atau  QME untuk menjaga keamanan meskipun dikelilingi oleh musuh regional. Filosofi di balik QME adalah dengan menyediakan Israel, atau sekutu lainnya AS, pasukan militer konvensional yang unggul dibanding negara di wilayahnya. Sederhananya, menjaga QME adalah sesuatu yang menjadikan Israel dipastikan menang jika bertempur dengan negara sekitar.
Iran telah lama menyatakan diri musuh Israel dan pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei berulang kali menyerukan untuk menghancurkan Israel. Hal ini telah menjadikan Israel menjadikan Iran sebagai salah satu sasaran serangan. Bahkan beberapa waktu lalu Israel dikabarkan telah melakukan simulasi serangan ke fasilitas nuklir Iran.
Tetapi sekarang Israel setidaknya harus menarik sementara niatnya untuk menyusun strategi baru setelah S-300 tiba. Tel Aviv, mungkin harus bersabar menunggu kedatangan F-35 Lighting II, pesawat siluman generasi kelima yang sedang dibangun Lockheed Martin.
Arab Saudi sebenarnya selama ini juga memiliki keunggulan jauh atas kekuatan udara Iran yang lebih banyak diperkuat pesawat jompo. Militer Iran terutama angkatan udara, telah menderita setelah hubungannya dengan barat terputus pasca Revolusi Iran tahun 1979. Mereka harus mati-matian untuk bisa menjaga jet tempur tua mereka seperti F-14, F-4 hingga MiG-30. Skuadron gado-gado semacam ini hampir tidak bisa berjalan efektif karena perbebedaan spesifikasi pesawat.
Untuk menebus kekalahan di kekuatan pesawat, Iran mencoba menutup dengan S-300 yang akan menjadikan pesawat Saudi di ujung tanduk jika masuk ke area deteksi saat mereka nekat hendak menyerang Iran. Sekali lagi, S-300 telah mengubah peta permainan di Timur Tengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar