Jakarta - Seiring dengan upaya perkuatan beberapa pangkalan udara (Lanud) yang naik kelas Korps Baret Jingga Paskhas TNI AU kembali akan diperkuat dengan rantis (kendaraan taktis) lapis baja 4×4. Setelah sebelumnya menggunakan rantis jip lapis baja DMV-30 T/A, kini Paskhas dalam proses untuk mendapatkan P2 Commando 4×4, rantis lapis baja produksi PT Sentra Surya Ekajaya (SSE).
Pengadaan rantis P2 Commando menjadi bagian dari kebutuhaan 119 alutsista TNI AU yang akan diperbaharui. Mengutip pernyataan Komandan Korpaskhas Marsekal Muda TNI Adrian Wattimena di news.detik.com (9/11/2015), “Standar kita ialah produk buatan Pindad dan perusahaan dalam negeri lainnya. Karena kekuatan militer suatu negara itu tergantung dari kemampuan negara memproduksi sistem pertahanannya,” kata Adrian. Jenis alutsista dimaksud Adrian antara lain kendaraan tempur Anoa produksi PT Pindad dan P2 Commando buatan PT SSE.
P2 Commando punya desain mengacu pada rancangan rantis Panhard VBL 4×4 buatan Perancis yang kini digunakan Kompi Kavaleri TNI AD. Penampilan P2 Commando di depan publik pertama dalam ajang Indo Defence 2012. Punya tongkrongan sangar, dilengkapi kaki-kaki yang tinggi, plus balutan warna loreng hijau matrix, membuat tampilan P2 Commando secara keseluruhan mampu menggetarkan lawan.
Sebagai rantis komando, P2 dilengkapi kubah semi terbuka yang dapat dipasangi dudukan senapan mesin sedang GPMG (General Puspose Machine Gun) kaliber 7,62 mm atau FN Minimi 5,56 mm. Menyandang predikat lapis baja, keseluruhan bodi, termasuk kaca disebut-sebut sanggup menahan terjangan proyektil kaliber 7,62 mm. Dalam standar NATO ketahanan lapis baja hingga level III.
P2 Commando dengan bobot tempur 4,5 ton sudah dipersiapkan untuk dengan mudah masuk ke ruang cargo pesawat angkut C-130 Hercules. Dapur pacu rantis ini disokong mesin diesel 130 Hp Turbo dengan intercooler. Dengan kondisi bahan bakar full, P2 Commando dapat menjelajah sampai 500 Km.
Sebelum digunakan Paskhas TNI AU, P2 Commando sudah lebih dulu dioperasikan oleh satuan Kostrad TNI AD. PT SSE sudah tak asing lagi dalam memasok kebutuhan rantis TNI. Di lingkungan TNI AL, satuan elit Kopaska juga menggunakan produk PT SSE, yakni jip tempur P3 Cheetah. DMV-30 T/A juga produksinya tak lepas dari garapan perusahaan swasta nasional yang punya basis produksi di kawasan Tangerang, Banten.
Spesifikasi P2 Commando
– Length: 3.890 mm
– Width: 2.010 mm
– Height: 1.950 mm
– Combant weight: 4.500 kg
– Empty weight: 3.520 kg
– Crew: 2+2
– Gradient: 60%
– Side slope: 40%
– Obstacle: 0,30 meter
– Fording: 0,60 meter
– Range: 500 Km
– Length: 3.890 mm
– Width: 2.010 mm
– Height: 1.950 mm
– Combant weight: 4.500 kg
– Empty weight: 3.520 kg
– Crew: 2+2
– Gradient: 60%
– Side slope: 40%
– Obstacle: 0,30 meter
– Fording: 0,60 meter
– Range: 500 Km
P2 APC
Masih dalam varian P2, PT SSE juga menawarkan dalam bentuk APC (Armored Personnel Carrier). Punya bobot tempur sampaiu 7 ton, P2 APC dapat membawa 8 pasukan bersenjata lengkap. Selain punya dimensi lebih panjang dari P2 Commando, P2 APC punya mesin lebih kuat, yaitu diesel 180 Hp Turbo dengan intercooler. Sementara jarak tempuh rantis mencapai 800 Km, sedangkan lapisan proteksi masih sama, sanggup menahan proyektil 7,62 mm. P2 APC juga dapat masuk ke ruang cargo C-130 Hercules dengan mudah.
Masih dalam varian P2, PT SSE juga menawarkan dalam bentuk APC (Armored Personnel Carrier). Punya bobot tempur sampaiu 7 ton, P2 APC dapat membawa 8 pasukan bersenjata lengkap. Selain punya dimensi lebih panjang dari P2 Commando, P2 APC punya mesin lebih kuat, yaitu diesel 180 Hp Turbo dengan intercooler. Sementara jarak tempuh rantis mencapai 800 Km, sedangkan lapisan proteksi masih sama, sanggup menahan proyektil 7,62 mm. P2 APC juga dapat masuk ke ruang cargo C-130 Hercules dengan mudah.
Spesifikasi P2 APC
– Length: 5.500 mm
– Width: 2.260 mm
– Height: 2.210 mm
– Combat weight: 7.000 kg
– Empty weight: 5.520 kg
– Crew: 2+8
– Gradient: 60%
– Side slope: 40%
– Obstacle: 0,30 meter
– Fording: 0,70 meter
– Range: 800 Km
– Length: 5.500 mm
– Width: 2.260 mm
– Height: 2.210 mm
– Combat weight: 7.000 kg
– Empty weight: 5.520 kg
– Crew: 2+8
– Gradient: 60%
– Side slope: 40%
– Obstacle: 0,30 meter
– Fording: 0,70 meter
– Range: 800 Km
Tidak ada komentar:
Posting Komentar