Jakarta - Sejak era MEF (Minimum Essential Force) tahap I, pengadaan alutsista di lini artileri medan TNI AD mendapat perhatian serius dari pemerintah. Lebih mengerucut lagi pada hadirnya SPH (Self Propelled Howitzer) jenis TRF-1 CAESAR kaliber 155 mm buatan Nexter GIAT, Perancis. Kemhan pun tak ‘pelit,’ 37 unit CAESAR resmi didatangkan ke Indonesia untuk memperkuat dua batalyon armed (artileri medan). Dari serangkaian hasil uji coba penembakan oleh TNI AD, CAESAR juga tampil memuaskan. Namun belum lama ini, lawan tanding CAESAR mulai diperkenalkan ke pihak TNI AD.
Meski belum dihadirkan secara fisik ke Indonesia, SPH asal Serbia yang diberi label Nora B52 155 mm ini cukup ramai diperbincangkan, khususnya setelah situs Pussenarmed.net (25/7) merilis berita tentang kegiatan presentasi SPH Nora dihadapan petinggi Pusat Kesenjataan Artileri Medan di Bandung, Jawa Barat.
Meski belum terlihat peluang diadopsi oleh TNI, namun sosok SPH Nora cukup menarik diecermati, mengingat spesifikasinya mirip-mirip dengan SPH CAESAR, yakni mengungsung platform pembawa berupa truk, CAESAR (6×6) dan Nora (8×8), dan kesamaan pada kaliber laras 155 mm. Lain dari itu, CAESAR sudah battle proven dalam Perang di Afghanistan, dan telah digunakan oleh militer Perancis, Thailand, dan Arab Saudi.
Nora (Novo ORuzje Artiljerije), atau dalam bahasa Inggris bisa diartikan sebagai new artillery weapon. Sebagai SPH, Nora B52 diproduksi oleh Yugoimport, manufaktur senjata asal Serbia. Meski Serbia pada masa Perang Dingin condong Uni Soviet (Rusia), namun sebagai produk keluaran baru, Nora B52 diluncurkan dalam sentuhan standar NATO, mengingat dengan adopsi ke standar NATO peluang pasar akan lebih terbuka.
Prototipe Nora B52 dirampungkan pada tahun 2003, dan seluruh sistem senjata tuntas dibangun setahun sesudahnya. AD Serbia menjadi pengguna pertama Nora B52, yakni diterima pada tahun 2007. Pada pemesanan perdana, AD Serbia mengorder 12 unit. Selanjutnya negara-negara berkocek ngepas ikut memesan Howitzer swa gerak ini, sebut saja ada Bangladesh (18 unit), Myanmar (30 unit), dan Kenya (30 unit).
Dari sisi kesenjataan, seperti halnya CAESAR, Nora B52 sudah mengandalkan teknologi komputerisasi untuk kendali dan proses penembakan. Laras Nora B52 menggunakan jenis L52/155 mm gun howitzer. Karena mengacu ke sistem dan kaliber laras NATO, maka untuk urusan amunisi pun mengikuti standar NATO di kaliber 155 mm. Dengan automatic gun loader, Nora B52 dapat melepaskan 6 proyektil setiap menitnya. Kecepatan luncur proyektil mencapai 925 meter per detik. Dengan amunisi standar, jarak tembak Nora B52 maksimum mencapai 20 Km, namun bila menggunakan proyektil jenis Extended Range Full-Bore-Base Bleed (ERFB-BB), jarak tembak bisa digenjot sampai 41 km. Dalam satu unit truk, Nora B52 dapat membawa 36 amunisi, ditempatkan di bagian belakang dalam pod tertutup. Dengan automatic loading, 12 peluru dapat siap ditembakan dalam posisinya.
Hingga kini Yugoimport telah menghadirkan tiga varian turret untuk Nora B52. Versi terakhir Nora B52 K-I sudah dilengkapi complete ballistic protectionuntuk awaknya dari terjangan proyektil kaliber ringan dan sedang. Seperti halnya CAESAR, Nora B52 versi terbaru ini juga dilenglapi proteksi pada bahaya nuklir, bilogi dan kimia. Sebagai sarana pertahanan diri, Nora B52 dilengkapi senapan mesin kaliber 12,7 mm, yang bisa di setting dalam moda RCWS (Remote Control Weapon System).
Mengenai jenis truk pengangkut, pihak pabrikan cukup fleksibel, yang penting truk harus berpenggerak 8×8. Varian Nora B52 pertama, dihadirkan dengan platform sasis truk FAP 2832. Sementara versi terakhir sudah menggunakan truk Kamaz dari Rusia. Khusus truk FAP 2832, mencomot mesin dari Mercedes-Benz OM 501 LA diesel, menjadikan Nora B52 sanggup melaju sampai kecepatan 100 Km per jam, dan punya jarak tempuh 600 Km.
Terkait dengan Nora B52 di Indonesia, presentasinya diprakarsai oleh PT Esefa Krida, perusahaan swasta nasional yang pada tahun 2004 lalu juga berperan dalam memasok empat unit helikopter Mi-17 V5 untuk Puspenerbad TNI AD. (indomiliter)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar