Senin, 22 Agustus 2016

P-8I Neptune, Buah Cinta Amerika dan India



India - Pada periode 1990-an tidak pernah terbayang bahwa India akan memperoleh alutsista terbaru dan tercanggih dari Amerika Serikat. Maklum saja, waktu itu India mengejar ambisi nuklirnya dan AS lebih senang berhubungan dengan Pakistan, maka India pun diembargo pada 1998 walau kemudian dianulir sebagian pada 2001.
Dua dekade kemudian, dunia mencatat pertemuan bersejarah Presiden Barack Obama dan PM India Narendra Modi pada September 2014 di Gedung Putih. Sejak saat itu, pendulum berputar 180 derajat, India dan Amerika Serikat tak terpisahkan. AS jelas butuh India untuk mengimbangi kencangnya pengaruh Tiongkok di kawasan, terlebih lagi Pakistan tak bisa 100% diandalkan karena sikapnya yang ambivalen terhadap elemen garis keras yang bersembunyi di dalam Pakistan.

Boeing P-8I andalan baru India. Sumber gambar: Boeing
Sejak saat itu, India memperoleh akses ke alutsista manapun yang mereka mau. Dalam program MMRCA, AS menawarkan F-16V dan F-18I yang kalau deal, boleh dibuat di dalam negeri. Yang sudah jadi diputuskan, India diperbolehkan untuk membeli P-8I Poseidon yang merupakan pesawat patroli maritim tercanggih di dunia, bahkan sebagai launch customer internasional. Ini mengangkat status India sebagai mitra penting di Kawasan, mengingat di luar AS baru Australia dan Inggris yang diperbolehkan membeli P-8 Poseidon.
Kontrak pertama untuk delapan P-8I India yang diberi kode Neptune (Neptunus) ditandatangani pada Januari 2009 dengan nilai 2,1 miliar dolar AS, kemudian dilanjutkan dengan empat unit tambahan yang ditandatangani pada Juli 2016 dengan nilai 1 miliar dolar. Pengiriman untuk empat unit tambahan diharapkan selesai pada 2019.
Tujuan awal pengadaan P-8I adalah untuk menggantikan delapan unit pesawat Patmar jarak jauh Tu-142MK-E. Penggantian dianggap mendesak karena AL Tiongkok sudah berani bermain-main dengan mengirimkan kapal selam konvensional nuklirnya dari jenis Type 039 Song dan Type 093 Shang ke IOR (Indian Ocean Region). P8I akan menjalankan misi peperangan antikapal permukaan, kapal selam, ISR (Intelligence, Surveillance & Reconaissance).
P-8I sama dari P-8A, dikembangkan dari platform pesawat penumpang Boeing 737NG (Next Generation). B737NG dianggap memenuhi kebutuhan pesawat patroli maritim untuk menggantikan P-3C Orion. AL India mencari pesawat Patmar dengan kemampuan jangkau 600 mil laut, yang dengan mudah dilampaui oleh P-8I dengan radius aksi 1.200 mil laut. Integrasi sistem dan misi  dilakukan oleh Boeing P-8 Mission System Installation Facility di Seattle.
P8I pertama menerima nomor N320 dan diserahkan pada 2012, bersamaan dengan selesainya pelatihan untuk pilot, spesialis misi, dan teknisi. Dua pesawat lainnya diserahkan pada 2013, dua pada 2014, dan terakhir pada 2015. Seluruh pesawat dipangkalkan di INS Rajali di bawah kendali INAS 312A yang dipimpin oleh Cdr. Venkateshwaran Ranganathan.

 
Boeing P-8I India. Sumber gambar: Boeing

Terdapat sejumlah perbedaan antara sensor yang terpasang pada P-8I dengan P8A, dimana P8I memaksimalkan keterlibatan avionik buatan dalam negeri dan vendor lokal. Sebagai contoh, radar maritim yang dipilih oleh P8I adalah Telephonics APS-143Ocean Eye yang terpasang di ekor pesawat pesawat, serta radar utama Raytheon APY-10 MMSSR (Multi Mission Surface Search Radar) pada fairing di bawah wingroot. Sistem datalink menggunakan Datalink Mk II buatan Bharat Electronic Limited (BEL) yang mampu berkomunikasi dengan kapal selam AL India untuk mengirimkan informasi kapal selam lawan yang terdeteksi.
P8I juga menggunakan sistem IFF (Identification Friend or Foe) buatan BEL, mengingat India mengoperasikan pesawat Blok Barat dan Timur sekaligus. Vendor lokal seperti Tata diberikan order pembuatan pintu dan radome fairing untuk radar, atau sistem komunikasi satelit dari Avantel. Dudukan konsol misi dibuat dari Dynamatics. Yang unik, P8I tetap pertahankan sistem pengisian bahan bakar di udara UARRSI (Universal Aerial Refueling Receptacle Slipway Installations) yang diisi dengan sistem boom seperti milik AS. Padahal AL dan AU India menggunakan sistem drogue and chute.
Untuk sistem persenjataan, AL India membeli seluruh senjata yang bisa dipasang pada P8I secara lengkap, mulai dari rudal AGM-84L Harpoon Block II, Mk54 lightweight torpedo, dan Mk82 Depth Charge, yang semuanya sudah diujicoba. P8I memiliki dua hardpoint di tiap sayap yang bisa dipasangi pylon untuk menggantungkan rudal Harpoon.
P-8I dilengkapi sistem HAAWC (High Altitude Anti Submarine Warfare Capability) dan kit ALA (Air Launcher Accessory) yang memungkinkan pelepasan torpedo Mk54 dari ketinggian 10.000 meter menggunakan sayap dan kendali GPS, tanpa P8I harus terbang rendah.
P8I sudah mengikuti jadwal yang sangat sibuk dalam operasionalisasinya. Latihan bersama Malabar Navex, yang diikuti AL India dan AS dimana 1 P-8I dan satu P-8A diikutkan dalam skenario misi antikapal selam. P8I juga dilibatkan dalam pencarian Boeing 777 MH370 yang menghilang secara misterius dan tidak pernah ditemukan keberadaannya hingga sekarang. (Majalah Angkasa)
Spesifikasi P8I Neptune :
Awak                     : 9
Panjang                : 39,47 m
Bentang sayap    : 37,64 m
MTOW                  : 85,82 ton
Mesin                   : 2x CFM56-7
Jarak                    : 1.200nm dengan 4 jam on station

Tidak ada komentar:

Posting Komentar