Jakarta - Truk serbaguna berkemampuan offroad masih jadi kebutuhan utama dalam pergeseran pasukan, terlebih bila yang dihadapi adalah kontur mentantang yang mendominasi sebagian wilayah di Tanah Air. Melengkapi utility truck 4×4 di era Mercedes Benz Unimog, TNI kini kembali diperkuat jenis truk serbaguna Isuzu NPS 75 4×4.
Meski Isuzu NPS 75 4×4 aslinya ada truk sipil, namun karena punya spesifikasi standar sesuai kebutuhan militer, plus ada penambahan komponen khusus, maka truk yang masuk keluarga “Elf” ini disebut sebagai rantis (kendaraan taktis). Dalam MEF (Minimum Essential Force) I periode tahun 2010 – 2014, Kemhan mendatangkan 965 truk rantis, 665 unit adalah Isuzu NPS 75 4×4 dan sisanya 300 unit berupa truk Isuzu FVZ 34 6×4, yang berupa kendaraan angkut amunisi.
Isuzu NPS 75 4×4 masuk kelas truk 2,5 ton. Truk ini ditenagai mesin 4HK1-TCN, Direct Injection, OHC, Intercooled Turbo 5/193 cc 150 PS/ 2006 RPM. Isuzu sudah menggunakan teknologi Euro-3, memakai common real engine yang disesuaikan dengan bahan bakar yang masih standar Euro-2 di Indonesia.
Truk ini seutuhnya diproduksi di Fujisawa, Jepang, karena permintaan pasar untuk truk dengan spesifikasi sebesar itu sangat minim. Pasalnya konsumen Indonesia umumnya meminati truk dengan penggerak roda 2×4. Meski 665 unit truk Isuzu diproduksi di Jepang, perakitan dan pembuatan karoseri dilakukan di Indonesia, menggunakan pabrik PT Isuzu Astra Motor Indonesia. Untuk pemasangan aksesoris serta pembangunan bak belakang lengkap dipercayakan pada karoseri di Tangerang.
Dibanding truk versi sipil, Isuzu NPS 75 dalam versi militer ini dilengkapi 40 komponen tambahan khusus. Diantaranya winch yang terintegrasi dengan bumper baja yang dilengkapi bulbar, sepasang lampu tengkorak depan belakang, sebuah lampu black out sebelah kanan bumper, lubang palka diatas kabin, hook model anting depan, dan towing hook belakang, dudukan senapan serbu di dalam kabin, socket untuk alat komunikasi dan lampu baca di dashboard. Untuk memperpanjang jarak tempuh, ditempatkan dua tanki jirigen internal di bak.
Harga on the road truk berkapasitas 2,5 ton yang diproduksi di Jepang sebesar US$ 74.500 per unit. Porsi biaya terbesar adalah cabin chasis yang mencapai US$ 54.300 per unit. Selebihnya adalah biaya winch US$ 4.900 dan karoseri US$ 15.300. Total biaya pengadaan 665 unit truk ini, d luar penambahan suku cadang dan biaya distribusi sebesar US4 49,5 juta.
Dari total 665 unit Isuzu NPS 75 4×4 yang dipesan Kemhan, 305 unit diserahkan untuk TNI AD dengan warna army green, TNI AL (Marinir) mendapat 175 unit dengan cat marine green, TNI AU mendapat 113 dengan warna empire blue, serta Mabes TNI mendapat 64 unit dengan warna black solid. Tidak itu saja, ada empat unit Isuzu NPS 75 dengan warna super white yang dipersiapkan untuk misi pasukan PBB.
Dana pengadaan 965 kendaraan taktis TNI ini sepenuhnya disediakan Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ melalui mekanisme pinjaman luar negeri. Pagu kredit untuk pembelian 665 unit Isuzu NPS 75 senilai US$ 50 juta. Sedang pagu kredit untuk pengadaan 300 truk Isuzu FVZ 34 6×4 sebesar US$60 juta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar