Jakarta - Urusan merancang dan produksi rantis (kendaraan taktis) lapis baja beroda ban sudah dikuasai industri di dalam negeri, tebaran jenis rantis, mulai dari sebatas prototipe sampai yang sudah operasional ragamnya lumayan banyak di kesatuan TNI dan Polri. Namun dari sekian nama-nama rantis lapis baja, tak banyak yang lahir karena tuntutan dalam operasi militer yang sesungguhnya. Dan bila bicara rantis lapis baja yang ‘born to fight,’ maka tak bisa dilupakan sosok APR-1V buatan PT Pindad.
APR (Angkut Personel Ringan)-1V yang masuk kategori Armoured Personnel Carrier (APC) diciptakan PT Pindad terkait kebutuhan operasi militer di NAD (Nanggroe Aceh Darussalam) pada tahun 2003 – 2004. Pada awalnya Pindad telah memproduksi APR 4×4 yang menggunakan rangka dan mesin (undercarriage) Isuzu 120PS. Dengan latar aroma embargo peralatan militer oleh AS sejak 1999, turut mendorong percepatan rekayasa rantis lapis baja, selain juga karena kebutuhan operasi militer di NAD yang menuntut kehadiran kendaraan lapis baja sekelas panser ringan untuk menumpas separatis Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Sebagai produk yang dirancang serba ekspres, tampilan APR-1V bisa dibilang terkesan jadoel, tidak mencerminkan rantis lapis baja modern. Jika dibandingkan dengan Pindad Komodo Halilintar 4×4 dan Komodo Intai, maka APR-1V jelas kalah sangar. Desainnya terlihat kaku, dan sekilas mengingatkan pada desain kaku rantis lapis baja milik Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden) Commando Ranger atau BTR-40 Kompi Kavaleri TNI AD.
Meski begitu, APR-1V sudah menyandang gelarbattle proven dalam operasi Darurat Militer di Aceh. Melihat keandalan dan kebandelannya beroperasi di segala medan plus kemampuannya yang sudah teruji dilapangan, termasuk di kemiringan 60 derajat, maka tak salah jika APR-1 menjadi salah satu ranpur buatan Indonesia yang mendapat predikat battle proven. Dari 40 APR-1 yang digelar di Aceh, hanya dua unit yang mengalami kerusakan (satu kecelakaan dan satu lagi karena diterjang Tsunami).
Panser beroda empat ini menggunakan sasis dan mesin truk ringan Isuzu Elf NKR 55 berpenggarak 4×4. Jika melihat sosoknya, panser ini lebih menyerupai mobil Kijang dengan bodi ramping dan memanjang yang dipasangi “baju” lapis baja anti peluru. Walaupun mengadopsi sasis truk sipil, kemampuan panser ini tak bisa dianggap remeh. Lihat saja kemampuannya dalam melahap berbagai medan berat dan terjal. Tak ketinggalan kemampuannya bermanuver dengan lincah dan gesit menjadi keunggulan tersendiri.
Ketahanan lapis bajanya memang belum sanggup menahan terjangan RPG, namun untuk terjangan proyektil kaliber 7,62 mm dari segala arah dapat ditahan. Selain itu dibagian atas panser terdapatturret atau menara putar yang dapat berputar 360 derajat sebagai kubah tempat penembak. Sayangnya, kubah gunner masih semi terbuka dan serba manual, sehingga juru tembak rawan dibidik oleh sniper.
Dari aspek persenjataan, APR-1 mampu menggotong beragam senjata standar, mulai dari pelontar granat otomatis AGL-40, senapan mesin berat (SMB) kaliber 12,7 mm, dan senapan mesin sedang GPMG (General Puspose Machine Gun) FN MAG kaliber 7,62 mm. Untuk perlindungan dan pelarian, pada sisi kubah terdpat pelontar granat asap kaliber 60 mm.
Walau dari segi persenjataan dan fungsinya lebih cocok untuk ditempatkan pada level Batalyon Infanteri Mekanis, namun sampai saat ini APR-1V masih setia melengkapi etalase tempur Batalyon Kavaleri 11/Serbu Kodam Iskandar Muda. (Indomiliter)
Spesifikasi APR-1:
– Produsen: PT Pindad
– Awak: 12 (1 pengemudi, 1 navigator radio, dan 10 personel)
– Kecepatan maksimum: 100 km/jam
– Berat maksimum: 5,2 ton
– Ground Clearance: 35 cm
– Sasis: Isuzu NKR 55
– Mesin: Turbodiesel 2.771 cc – 3.200 PK
– Kapasitasn BBM: 75 liter
– Produsen: PT Pindad
– Awak: 12 (1 pengemudi, 1 navigator radio, dan 10 personel)
– Kecepatan maksimum: 100 km/jam
– Berat maksimum: 5,2 ton
– Ground Clearance: 35 cm
– Sasis: Isuzu NKR 55
– Mesin: Turbodiesel 2.771 cc – 3.200 PK
– Kapasitasn BBM: 75 liter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar