Jakarta - Di tangan JAS-39 Gripen, Flygvapnet (AU Swedia) bak menemukan cinta matinya. Jika sebelum Gripen hadir AU Swedia mengoperasikan pesawat seperti Tunnan, Draken, dan Viggen secara saling beririsan, begitu mengoperasikan Gripen semua pesawat tempur pendahulu itu dipensiunkan, dan kini AU Swedia sudah tercatat mengoperasikan JAS-39 Gripen selama 20 tahun, terhitung sejak Juni 1996.
Walaupun diawali start yang kurang meyakinkan – diwarnai jatuhnya salah satu purwarupa, JAS-39 Gripen kemudian membuktikan dirinya sebagai pesawat tempur yang layak diperhitungkan dan bisa berdiri sama tinggi dengan produk lain segenerasinya.
AU Swedia sendiri saat ini mengoperasikan 100 unit JAS-39 C/D yang ditempatkan ke dalam tujuh skadron tempur (Stridsflygdivisionens). Tempo kesibukan AU Swedia (dan juga AL Swedia) semakin meninggi karena pesawat tempur dan pembom Rusia aktif sekali melakukan penerbangan lintas laut Baltik. Sama halnya dengan kapal selam Rusia, yang berulangkali dipergoki melintas di perairan Swedia dan memicu respon pengejaran oleh korvet Visby.
Begitu aktifnya Rusia yang mengirimkan pesawat tempurnya di atas Baltik, skadron tempur 71 dan 72 yang berada di bawah F 7 Wing di Satenas bahkan dikonversi, dari yang tadinya skadron latih murni menjadi skadron tempur dan diaktifkan sebagai aset QRA (Quick Reaction Alert) sejak awal tahun 2016. Hal ini tentu mempengaruhi tempo silabi pendidikan, tidak hanya untuk pilot AU Swedia tetapi juga pilot-pilot negara yang membeli atau menyewa JAS-39 Gripen dan berlatih di sana.
Selain F 7 Wing, ada F 17 Wing di Ronneby, yang menaungi 171 dan 172 Stridsflygdivisionens dan terletak di tenggara Swedia. Untuk pertahanan di Utara dijaga oleh 211 dan 212 Stridsflygdivisionens di bawah F 21 Wing. Seluruh JAS-39 Gripen milik Swedia sudah di-update software-nya dengan versi terakhir berjudul MS20, yang juga diaplikasikan ke JAS-39 yang disewa AU Ceko dan sudah diperpanjang sewanya.
MS20 merupakan paket upgrade yang sangat komprehensif, memampukan JAS-39 untuk menggunakan beragam munisi pintar seperti rudal BVR Meteor dan SDB (Small Diameter Bomb), plus paket peningkatan kemampuan EW (Electronic Warfare).
Saat ini SAAB sedang berfokus kepada fase upgrade sistem radar Gripen yang menggunakan sistem radar Ericsson PS-05/A untuk meningkatkan daya deteksinya sehingga memperpendek gap dengan radar Selex Raven yang digunakan oleh JAS-39E Gripen NG.
Sayangnya, belum ada kelanjutan positif mengenai pendanaan yang dibutuhkan untuk mengeksekusi opsi ini, kecuali memang ada ketertarikan dari negara-negara lain yang saat ini menggunakan JAS-39C/D seperti Afrika Selatan, Thailand, Ceko, dan Brasil.
Hal ini mungkin erat kaitannya dengan rencana untuk mulai menggunakan JAS 39E secara eksklusif mulai 2026, dan memensiunkan atau menjual seluruh aset JAS-39C/D.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar