Jakarta - Beberapa waktu lalu, Saab meluncurkan jet tempur generasi baru Gripen E yang dijuluki Smart Fighter. Pesawat ini ditujukan untuk pasar belum diisi atau tidak mungkin diisi oleh F-35 Joint Strike Fighter.
Dengan avionik fly-by-wire dan desain sayap delta khas, Gripen E mirip dengan pendahulunya. Perbedaannya terletak pada kapasitas bahan bakar yang meningkat, 20 persen lebih, tiang tambahan untuk membawa senjata lebih, dan elektronik canggih yang memberikan informasi taktis untuk pilot dan pasukan setiap saat.
Pesawat itu juga dirancang untuk pemeliharaan cepat dan efisien, Saab mengklaim waktu penyelesaian antara misi adalah 10 menit dan bahwa seluruh mesin dapat diganti dalam satu jam saja.
Beberapa fitur lain Saab Gripen E yang akan diandalkan untuk menyaingi F-35 di pasar jet tempur:
Radar Active Electronically Scanned Array yang disebut elemen tempur yang bekerja bersama atau secara terpisah untuk melacak target yang berbeda.
Infrared Search and Track (IRST), sistem yang mencari emisi panas pesawat lain, helikopter dan dari benda-benda di tanah dan permukaan laut tanpa memberikan posisinya ke musuh.
Sistem Electronic Warfare yang memberitahu pilot ketika telah terdeteksi oleh radar, memperingatkan ada rudal masuk, dan digunakan untuk serangan elektronik.
Pylons memberikan fleksibilitas untuk membawa berbagai senjata, sehingga lebih mematikan dari versi sebelumnya.
Data Link Gripen multi frekuensi memberikan kesadaran situasional untuk jet tempur lainnya.
Radar Warning Receiver and Missile Approach yang meningkatkan survivability Gripen dalam pertempuran.
Dengan harga US$85 juta setiap unitnya, Gripen E secara signifikan lebih murah daripada F-35, sehingga alternatif yang menarik untuk militer manapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar