Sabtu, 23 Juli 2016

BrahMos India vs DF-21d China, Menang Mana?


Jakarta - India memiliki salah satu sistem senjata paling mematikan di dunia. Sebuah rudal yang bergerak pada kecepatan supersonik dan sulit untuk dideteksi sekaligus dicegat. Dia adalah rudal jelajah supersonik BrahMos yang dikembangkan India dan Rusia.
Ratusan rudal BrahMos telah dilantik ke Angkatan Darat India. Rudal juga telah dikembangkan dalam varian Angkatan Laut untuk dipasang di kapal perang mereka. Langkah terakhir yang sedang dilakukan adalah mengembangkan BrahMos yang akan disatukan dengan  pesawat tempur, artinya rudal ini akan menjadi senjata udara ke darat.
BrahMos akan menjadi andalan India untuk menghancurkan target darat penting seperti pangkalan militer. Selain itu BrahMos juga akan menjadi maut yang menakutkan bagi kapal musuh termasuk kapal induk.
Rudal ini pertama kali diuji pada Maret 2012. Rudal memperoleh kemampuan untuk menyerang kapal induk dengan presisi yang tinggi dan dapat melakukan perjalanan pada rentang lebih dari 290 km dan bisa terbang dengan kecepatan Mach 3.
Kemampuan penetrasi mengesankan telah ditunjukkan ketika satu BrahMos berhasil menembus lambung kapal dan menghancurkan seluruhnya dalam sebuah uji tembak.
Varian Blok-III memperluas kemampuan mereka yang memungkinkan BrahMos untuk menghancurkan target yang lebih kut seperti kapal induk.
Dalam kasus terjadi perang dengan China, maka BrahMos akan menjadi ancaman serius untuk mengobrak-abrik Liaoning, dan kapal induk China lain yang sedang dibangun.
RUDAL DF-21D
DF-21D 2
Tidak kalah dengan India China juga telah mengembangkan rudal pembunuh kapal induk pertama yang disebut sebagai DF-21d yang dikenal sebagai rudal balistik anti kapal atau  anti-ship ballistic missile (ASBM) pertama di dunia. DF-21 juga telah dikembangkan menjadi senjata anti-satelit dan anti rudal.
Meskipun peluncur mobile kerap disebut sebagai kelebihan dari DF-21d tetapi juga bisa menjadi titik lemahnya. Hal ini karena unit peluncuran yang sebenarnya membutuhkan kendaraan pendukung yang membuthkan area 300 × 300 meter, sehingga sulit untuk bergerak cepat dan lebih mudah untuk dideteksi.  selain itu peluncur tidak dibuat untuk perjalanan off-road di medan sulit dan membutuhkan landasan kuat ketika menembakkan rudal. Ini juga menjadi kendala tersendiri.
Hal lain yang juga harus dilakukan China untuk mengejar ketertinggalan dengan BrahMos adalah bagaimana membangun varian  yang diluncurkan dari platform laut dan juga udara. Hal ini penting untuk membawa rudal ini lebih dekat ke sasaran serta tingkat mobilitas yang lebih tinggi.
Seperti BrahMos, DF-21d juga bisa menghancurkan kapal induk dalam sekali hits. Rudal ini juga telah menjadi perhatian khusus Angkatan Laut Amerika. Bahkan sejumlah pihak menyebut DF-21d telah menjadikan kemampuan kelompok tempur kapal induk Amerika secara drastis berkurang. Kenapa? Karena kapal induk harus menjaga jarak dari pantai agar berada di luar jangkauan. Spesifikasi dari rudal ini termasuk berapa kecepatannya masih menjadi rahasia. Tetapi sejumlah pihak menyebut bisa mencapai hampir 1.500 km.
Hal lain yang juga harus disadari China adalah India juga tengah berencana untuk mengembangkan BrahMo Mark-II (bukan Block-II) yang akan menjadi rudal jelajah hipersonik. BrahMos-II diharapkan untuk terbang dengan kecepatan Mach 7. Ini juga akan menjadi ancaman semakin besar bagi China. Hal yang menjadikan BrahMos ada di bawah DF-21 adalah rentang rudal yang jauh ada di bawah karena memang masuk dalam ukuran rudal jarak pendek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar