Moskow - Meski perkembangan tank T-14 Armata mendapat banyak sorotan, pasukan lapis baja Rusia sebagian besar masih menggunakan upgrade tank tempur utama T-72B3. Tank lain seperti T-90 dan T-80U masih relatif jarang.
Meskipun demikian, kekuatan lapis baja Rusia saat ini memenuhi persyaratan Moskow bahkan tanpa Armata yang mahal dan berpotensi tidak dibutuhkan. Bahkan, Rusia mungkin akan bisa menghemat lebih banak uang dengan mengatasi dua kelemahan tank dengan desain senjata dan amunisi baru.
“Armata adalah platform mampu, namun masih harus dilihat apa varian tank yang ada sekarang ini sudah versi final” kata Michael Kofman, seorang ilmuwan penelitian yang mengkhususkan diri dalam urusan militer Rusia di CNA Corporation, kepada The National Interest.
“Tank ini akan ke lapangan uji coba. Masih dalam pengembangan, dan, terus terang, itu akan membutuhkan dua tahun untuk melihat perubahan apa yang akan dilalui. ”
Selain itu, T-14 akan lebih mahal dibandingkan dengan tank Rusia dan Soviet yang dirancang sebelumnya. Tank ini memiliki turret baru tanpa awak, sistem perlindungan aktif, paket armor baru, sensor baru dan jaringan serta versi yang lebih tinggi dengan tekanan baru dari meriam standar Rusia / Soviet 125mm.
“Uang untuk membeli mereka tidak ada,” kata Kofman. “Dan kebutuhan untuk membeli mereka tidak bisa dibenarkan berdasarkan kemungkinan lawan Rusia.”
T-72B3 tetap akan menjadi tulang punggung Angkatan Darat Rusia. “Tank utama militer Rusia bahkan bukan T-90A, tetapi T-72B3,” kata Kofman.
T-72B3 memiliki versi kompresi yang lebih tinggi dari meriam standar Soviet 125mm, sights termal yang ditingkatkan, baja reaktif yang baik dan sistem kontrol tembakan yang ampuh.
Tujuan jangka dekat Moskow adalah untuk phase out T-80U dan menyatukan armada tank tempur utama pada platform T-72. Tank T-64 tua telah dihapus pada 2013.
“T-72 adalah mudah untuk dipertahankan , lebih murah untuk dipertahankan, meski kurang canggih, tidak boros bahan bakar.”
Kofman mencatat, T-72B3- dan T-90A-merupakan upgrade dari tank era 1970-an. Kedua desain mempertahankan kesalahan kunci asli yakni sistem penyimpanan amunisi yang rentan meledak dan menjadi bencana.
“Jika Anda menembus T-72, sering amunisinya akan membakar menara,” kata Kofman. “Tidak peduli dengan apa Anda menyebutnya, Anda masih bekerja dengan versi akhir dari T-72 dan banyak dari kesalahan atau keterbatasan.”
T-90 adalah versi yang lebih tinggi dengan perlindungan yang lebih baik, pengendalian tembakan , dan pertahanan aktif terhadap ATGMs [rudal dipandu anti-tank] dan tembakan anti-tank.
Sistem proteksi aktif dan baja reaktif Rusia membuat pertahanan yang baik terhadap banyak ATGM terutama senjata Barat yang memiliki profil serangan langsung. Terkecuali Javelin-yang menggunakan serangan dari atas, namun senjata memiliki rentang pendek.
Secara tradisional, tank Rusia agak tertinggal di belakang Barat dalam hal kontrol tembakan dan sights. Banyak dari mereka yang saat ini menggunakan sights produk Belarusia atau peralatan Prancis yang diproduksi secara lisensi untuk penampakan dan thermal imaging.
Tank Rusia memiliki atribut lainnya yang lebih jarang dibahas, seperti amunisi mereka. Tidak jelas seberapa baik desain amunisi baru Rusia, dan pasokan yang tersedia dalam angkatan saat ini. “Mereka cenderung tidak sebaik kita [Amerika], dan mereka mungkin tidak memiliki banyak pasokan amunisi modern.”
Itu berarti bahwa bahkan ketika T-14 operasional tidak akan mampu menembus tank musuh meski dapat mengelak dari tembakan meriam 120mm Leopard 2 atau Abrams. T-14 dirancang untuk menjadi sangat survivable.
Tapi tank baru perlu meriam baru dan itu belum diselesaikan, kata Kofman. Sumber Rusia memperkirakan meriam baru bisa 152 mm atau sesuatu yang beda sama sekali.
Pada akhirnya, tetap merupakan pertanyaan terbuka berapa banyak Armata akan diterjunkan. Jika Rusia terus itu menghadapi situasi ekonomi yang sulit, ada kemungkinan militer Rusia akan lebih fokus pada personel dan pelatihan dibandingkan platform baru dan mahal. Hanya waktu yang akan memberitahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar