Minggu, 10 Juli 2016

Senjata-Senjata yang Kemungkinan Besar Dikirim Beijing ke Laut China Selatan


Beijing Republik Rakyat China terus meningkatkan kekuatannya di Laut China Selatan. Berbagai laporan menyebutkan Beijing kini cenderung menempatkan rudal anti-kapal di Woody Island, sebuah pulau yang disengketakan di kawasan tersebut.
Senjata ini menjadi bagian dari penyebaran berbagai senjata termasuk platform canggih radar, pesawat tempur, sistem rudal anti-pesawat dan berbagai sistem lain. Semua ini menunjukkan China berusaha untuk memperluas jejak militer baik yang bersifat ofensif maupun defensif.
Bahkan, dalam surat terakhir untuk US Senator John McCain, Direktur Intelijen Nasional AS James Clapper menyatakan bahwa “berdasarkan pada kecepatan dan lingkup konstruksi di pos-pos tersebut, China akan dapat menyebarkan berbagai kemampuan militer ofensif dan defensif dan meningkatkan dukungan Angkatan Laut China dan kehadiran CCG [kelompok tempur kapal induk] ”
Dia menambahkan setelah fasilitas ini selesai pada akhir 2016 atau awal 2017, China akan memiliki kapasitas yang signifikan untuk segera memproyeksikan kekuatan militer ofensif besar ke wilayah tersebut.
Mengingat sifat cepat dan komprehensif proyek reklamasi pulau China – dengan laporan media menawarkan kemungkinan Beijing mungkin mulai bekerja reklamasi di perencana militer Scarborough Shoal- AS harus mulai mempertimbangkan apa jenis aset militer lainnya China kemungkinan akan menempatkan di Laut China Selatan di bulan dan tahun-tahun mendatang.
“Saya berpendapat ahli militer China berusaha untuk mengubah Laut China Selatan menjadi “no-go zone” [zona larangan]” untuk AS dan aset militer sekutu di semua domain tempur kinetik. Platform senjata kemungkinan akan sangat banyak menjadi sistem senjata asimetris anti-acess/ area denial (A2 / AD yang akan berusaha untuk menghalangi atau militer Amerika atau misi membunuh kapal jika memasuki area yang dipersengketakan,” kata Harry Kazianis dalam tulisannya di Asian Times Sabtu 26 Maret 2016. Harry adalah peneliti di National Security affairs at the Potomac Foundation. Dia juga mantan Executive Editor the National Interest and mantan Editor-In-Chief The Diplomat.
Menurut Harry jika China mengarahkan untuk membangun kekuatan A2 / AD maka ada beberapa platform yang kemungkinan akan segera dikirim Beijing ke kawasan laut China selatan. Apa saja?
Pembunuh Kapal Induk DF-21d
china df-21
Senjata ini diluncurkan dengan sistem mobilie dengan beberapa kemungkinan kombinasi radar over the horizon, satelit dan kendaraan udara termasuk mungkin pesawat tak berawak akan memberikan informasi panduan untuk mengunci dan menghancurkan kapal laut. Rudal in ijuga mencakup hulu ledak bermanuver, atau MARV. Kebanyakan ahli militer yakin rudal itu memiliki jangkauan sekitar 1.000 mil.
Sempat ada perdebatan tentang efektivitas dari rudal ini jika masuk dalam skenario perang. Awalnya ada keraguan bahwa China bisa dengan mudah menemukan target kapal yang bergerak di laut luas. Tetapi perdebatan telah bergeser beberapa tahun terakhir dengan mulai mengakui tentang kemampuan rudal ini terutama jika ditembakkan secara salvo.  Rudal ini akan menjadi tantangan serius bagi kelompok tempur kapal induk Amerika sehingga DF-21d juga dikenal sebagai carrier killer atau pembunuh kapal induk.
Platform Rudal Balistik dan Jelajah
DF-21 China
DF-21 China
Mengingat Washington dan Manila baru-baru ini telah memperluas pakta pertahanan bersama mereka yang menjadikan Amerika bisa memanfaatkan lima pangkalan di Filipina, maka Beijing juga akan membangun strategi untuk bisa menekan atau bahkan menonaktifkan pangkalan tersebut.
China kemungkinan akan menempatkan berbagai platform rudal canggih untuk melakukan serangan ke lapangan udara sekutu di dalam dan di luar Filipina. Dengan platform yang memiliki berbagai rentang, tingkat akurasi dan dapat berupa balistik atau jelajah Beijing akan memiliki sejumlah pilihan untuk merusak landasan pacu, pangkalan komando dan kontrol dan berbagai jenis pesawat militer. Sementara pertahanan rudal bisa dimanfaatkan untuk mempertahankan pangkalan tersebut, China juga bisa memanfaatkan senjata jarak jauh dari daratan untuk memastikan kerusakan maksimum melalui serangan besar-besaran.
Jaringan Sonar
Kapal Selam Virgnia Amerika
Kapal Selam Virgnia Amerika
Meski bukan senjata penghanacur langsung merangkai jaringan sonar canggih bisa untuk mendeteksi kapal selam yang menjadi jantung Amerika Serikat untuk menetralisir strategi A2 / AD China.
Sejumlah dokumen open source menunjukkan Beijing telah bekerja untuk membangun sistem soner sekitar tahun 2014 dan mengujinya di laut China Timur, Laut China Selatan dan Laut Kuning. Jika Beijing mampu menyempurnakan teknologi tersebut dan menyebarkan jaring sonar di sekitar pulau-pulau di Laut China Selatan, sistem ini harrus membuat Washington sangat berhati-hati untuk menyebarkan kapals elam mereka.
Jika China mampu membangun jaringan seperti ini maka Amerika hampir pasti akan memilih untuk menarik  mundur platform kapal selamnya di luar jangkauan jaringan tersebut. Hal ini akan berdampak pada kemampuan Amerika untuk memberikan serangan kinetik Tomahawk Land Attack Missile (TLAM) di pantai China dan juga pulau-pulau Laut China Selatan.
Su-35
Su-35
Di luar sistem yang disebutkan di atas, ada banyak sistem senjata China lainnya yang bisa ditempatkan di pulau-pulau baru yang akan membantu untuk membangun jaringan A2 / AD yang lebih mematikan. Beberapa di antaranya mencakup sistem pertahanan udara S-400 dan jet tempur Su-35 yang masih dalam proses pembelian dengan China dan serta kapal selam ultra-tenang yang mungkin bisa berbasis di wilayah tersebut.  Yang jelas Laut China Selatan kemungkinan akan membuat AS dan dan sekutunya akan benar-benar sakit kepala di masa mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar