Senin, 11 Juli 2016

Seperti Apa Program Pengembangan Pesawat Tanpa Awak LAPAN?


Jakarta - Program pengembangan Pesawat Tanpa Awak LAPAN Surveillence UAV (LSU) didesain sebagai sarana pembelajaran yang praktis mengenai teknologi pesawat terbang. Program ini juga ditujukan untuk mengembangkan teknologi UAV untuk berbagai Misi. Alhasil, program LSU ini telah menghasilkan 5 jenis prototype UAV, yaitu LSU-01, LSU-02, LSU-03, LSU-04 dan LSU-05.
Misi yang telah dijalani juga beragam, seperti pemantauan mitigasi bencana (gunung-api dan banjir ), pemantauan untuk pertanian, operasi pengamanan dan latgab ABRI hingga misi terbang jauh untuk mencatatakan rekor MURI dengan terbang nonstop sejauh ratusan kilometer.
Beberapa produk LSU, telah mampu menjalankan berbagai misi, dan terus akan menajamkan misi nya di 3 bidang, yaitu : pertahanan, kebencanaan dan pemetaan resolusi tinggi. Hasil yang dicapai dari program ini pun cukup berhasil mengangkat nama LAPAN dalam bidang teknologi penerbangan dan antariksa.
Berikut merupakan pengembangan UAV LAPAN:
LSU-01
Pengembangan Pesawat Tanpa Awak LAPANLSU-01 merupakan pesawat tanpa awak (UAV)  yang diimport dari Amerika Serikat. UAV ini berukuran kecil dengan bentang sayap 1880 mm dan panjang 1100 mm. Berat pesawat kosong hanya 1,3 kg. Sedangkan kemampuan berat take off maksimum adalah 3 kg. Kecepatan Crusing pesawat adalah 45 km/jam. Dari data sheet, pesawat ini mampu terbang selama kurang lebih satu jam (tergantung ukuran baterai yang digunakan).
Pengalaman operasi LSU-01 antara lain: melakukan pemantauan gunung Merapi pada ketinggian 3300 meter di atas permukaan laut (mdpl); flood monitoring di Jakarta; demo/urban mapping di Bintaro;radar validation di Kalimantan dan Subang dan forecasting paddy production di Cianjur.
LSU-02
Pengembangan Pesawat Tanpa Awak LAPANLSU-02 merupakan sebuah UAV yang air frame-nya 100% hasil tangan dingin dari Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang) LAPAN yang secara umum mencontoh LSU-01. Dalam bidang avionik LSU-02 telah mengalami beberapa kemajuan, yang dulu hanya bisa terbang secara manual kini dapat terbang secara autonomous. Untuktake off dan landing LSU-02 menggunakan mode manual atau stabil, sedangkan pada waktu cruising menempuh jarak yang jauh menggunakan mode autonomous.
Kegiatan aplikasi dan diseminasi LSU-02 yaitu latihan gabungan uji coba senjata strategis dengan TNI AL pada tanggal 2-9 Mei 2013 lalu di pulau Bawean, Laut Jawa sekitar; Melakukan pemetaan wilayah latihan TNI AD dan juga berhasil mendapatkan rekor MURI sebagai pesawat tanpa awak yang berhasil terbang dengan menempuh jarak terjauh yaitu 199 km.
LSU-03
Pengembangan Pesawat Tanpa Awak LAPANLSU-03 merupakan pesawat tanpa awak yang memiliki kemampuan mengangkut beban seberat 10 kilogram untuk keperluanAirborne Remote Sensing. Pesawat tanpa awak generasi ketiga dari varian LSU ini memiliki bobot terbang 30 kg, dengan bentang sayap 3,5 meter dan panjang 2,5 meter. LSU-03 mampu terbang di udara dengan kecepatan maksimum 150 km/jam dengan lama terbang maksimum 12 jam.
Dalam sesi uji coba, LSU-03 menjalankan sebuah misi pemotretan dari Pameungpeuk, Cilacap, ke Pelabuhan Ratu dan kemudian kembali ke Pameungpeuk pada November 2015. Uji coba tersebut sekaligus memecahkan rekor MURI untuk jarak terbang terjauh, yakni 340 kilometer selama tiga jam 39 menit. Rekor ini menjadi catatan baru setelah sebelumnya LSU-02 berhasil mencetak rekor terbang sejauh 200 kilometer dengan daya tempuh waktu dua jam 37 menit di tahun 2013.
LSU-04
Pengembangan Pesawat Tanpa Awak LAPANPesawat nir awak LSU04 merupakan salah satu jenis wahana terbang yang menjadi program riset dan rekayasa di lingkungan Pusat Teknologi Pesawat Terbang, Lapan. LSU-04 memiliki dimensi yang lebih besar dengan lebar bentang sayap mencapai 4 m. Kecepatan terbang LSU-04 ini mencapai 100 km/jam, dengan kecepatan maksimum hingga 160 km/jam. Untuk segi kapasitas muatan, UAV ini memiliki kapasitas maksimum mencapai 18 kilogram.
Pesawat nir awak LSU04 memiliki ukuran konfigurasi bentang sayap selebar 4000 mm dengan panjang keseluruhan mencapai 3200 mm. untuk kecepatan, LSU-04 memiliki daya terbang maksimal 160 km/jam dengan kecepatan terbang rata-rata 100 km/jam. LSU-04 mampu terbang selama 6 jamdengan kemampuan dapur pacu sebesar 11 tenaga kuda (hp).
LSU-05
Pengembangan Pesawat Tanpa Awak LAPANBerangkat dari kesuksesan pembuatan LSU-02 yang berlanjut pada proyek LSU-03 dan LSU-04, akhirnya LAPAN menciptakan LSU-05 sebagai rentetan pengembangan teknologi penerbangan UAV yang dilakukan. LSU-05 merupakan penyempurnaan serta penggabungan kemampuan dan model dari LSU-LSU sebelumnya. LSU-05 dirancang dengan dimensi dua kali lebih besar dari LSU-02 yang mampu mewakili peran dari LSU-03 dan LSU-04.
LSU-05 didesain mampu terbang hingga 8 jam dengan kecepatan rata-rata 100 km/jam, artinya UAV ini mampu terbang secara otomatis sejauh 800 km. Kondisi tersebut jelas berbeda dengan LSU-02 yang hanya mampu terbang otomatis sejauh 200-400 km. Dari segi rancangan dan kinerja, LSU-05 memang memiliki persamaan dengan drone Wulung hasil ciptaan PT Dirgantara Indonesia dan BPPT. Hanya saja tampilan moncong LSU-05 terlihat lebih streamline. Selain itu, jangkauan terbang LSU-05 pun terbilang lebih jauh ketimbang Wulung yang hanya 200 km.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar