Jakarta - Sebagai kapal perang andalan (flagship) TNI AL, KRI Diponegoro 365 memang pantas mewakili kekuatan maritim Indonesia di ajang latihan bersama (latma)multilateral terbesar di dunia, RIMPAC (Rim of Pacific) 2016. Bekal sensor dan radar sudah cukup modern di kelasnya, adopsi senjata juga relatif mumpuni di kelas korvet. Namun sayangnya korvet buatan Belanda ini tidak dibekali kanon reaksi cepat CIWS (Close In Weapon System).
Sebagai gantinya, kanon untuk peran PSU (Penangkis Serangan Udara) dan menghadapi sasaran di permukaan dalam jarak pendek, dipercayakan pada kanon jenis Vektor G12 kaliber 20 mm buatan Denel, manufaktur senjata asal Afrika Selatan. Vektor G12 diketahui menjadi PSU pada empat korvet kelas SIGMA Class 9113 buatan Belanda, dimana pada tiap-tiap kapal terdapat 2 pucuk Vektor G12 yang ditempatkan pada posisi samping.
Tidak hanya korvet Diponegoro Class yang menggunakan kanon ini, KCR (Kapal Cepat Rudal) TNI AL produksi PT Palindo Marine di Batam, yakni KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642 juga mengandalkan kanon ini sebagai senjata utama pada sisi haluan, namun seiring moderninasi Vektor G12 kini KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642 telah digantikan dengan kanon CIWS NG-18 (AK-630M).
Dari sisi performa, Vektor G12 mempunyai jarak tembak maksimum hingga 10.000 meter dan jarak tembak efektif 2.000 meter dengan amunisi HE (high explosive). Kecepatan tembak kanon laras tunggal ini mencapai 750 amunisi per menit, sedangkan kecepatan luncur proyektilnya adalah 1.050 meter per detik. Jenis amunisi kaliber 20×139 mm ini dapat memuntahkan proyektil dengan hulu ledak APC-T HEI, HEI-T, TP, APDS-T, APHEI, APHEIT, dan TP-T.
Meski kanon ini dioperasikan secara manual olehgunner (juru tembak), bukan berarti Vektor G12 lemah dalam operasi pertempuran. Berkat panduan lewat komunikasi oleh operator radar intai dari PIT (Pusat Informasi Tempur), juru tembak yang terlatih dapat dengan sigap mengantisipasi datangnya arah pesawat terbang atau helikopter lawan. Sementara untuk menghadapi target di permukaan laut, menunjang presisi tembakan juru tembak dapat memanfaatkan alat bidik optik.
Mengutip sumber dari Dispen Koarmatim (26/7/2016), di ajang RIMPAC 2016 KRI Diponegoro 365 juga melangsungkan tahapan latihan Sea Phase The Rim of Pacific, yang didalamnya terdapat uji tembak Gun Exercise (Gunex). Dalam latihan penembakan ini, awak KRI Diponegoro 365 menunjukkan kemampuannya dalam melaksanakan akuisisi dan penghancuran sasaran. Gunex dilaksanakan tepat di tengah-tengah Samudera Pasifik. Senjata yang digunakan dalam latihan penembakan ini adalah kanon Vektor G12 yang diawaki oleh Kld Amo Eka Yulianto dan dibantu oleh Kopda Bah Muji Wahyuono. Proses uji tembak ini dilakukan pada hari Kamis (21/7/2016) lalu.
Penembakan kanon 20 mm tersebut menggunakan sasaran berjenis killer tomato sejumlah tiga buah dengan jarak tembak kurang lebih 1,5 mil laut. Dalam latihan kali ini, KRI Diponegoro 365 berhasil menenggelamkan dua dari tiga sasaran yang disiapkan. Selain KRI Diponegoro 365, beberapa kapal perang peserta RIMPAC juga turut berpartisipasi, di antaranya adalah FS Prairial dari Perancis, USS Stockdale dan USS Princeton dari Amerika Serikat, CHS Xian dan CHS Hengsui dari Cina.
Sebelum penembakan dilangsungkan, juru tembak melakukan menyebut, “PKU di sini PK PAA, sasaran masuk jarak tembak, ijin buka tembakan.” Kemudian dibalas, “Di sini PKU, randu (receive and understand), laksanakan penembakan 150 butir peluru.” Sebagai informasi, PKU adalah Pos Komando Utama, dan PK PAA adalah Pos Komando Pertempuran Atas Air.
Latma RIMPAC 2016 melibatkan 45 kapal perang, 5 kapal selam, 200 pesawat udara, dan 25.000 personel. Latihan ini berlangsung sejak tanggal 1 Juli 2016 dan direncanakan ditutup pada tanggal 5 Agustus 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar