Selasa, 05 Juli 2016

Tejas, Bukti Kemandirian Industri Pertahanan India


Jakarta - Setelah menunggu sekitar 30 tahun, AU India (IAF) pada Jumat (1/7) lalu menghidupkan kembali Skadron Flying Daggers MiG-21 Bis dan memperkenalkan dua pesawat tempur buatan dalam negerinya yaitu Tejas LCA (light combat aircraft) ditambah satu pesawat latih buatan HAL (Hindustan Aeronautics Limited) di Bangalore.
Skadron Flying Daggers akan menerima kesemua 20 pesawatnya 20 termasuk empat versi latih dalam dua tahun ke depan. Tejas akan menggantikan MiG-21.
Menhan India Manohar Parrikar mengatakan bahwa pesawat ini akan melipatgandakan kekuatan AU India. “Ini adalah momen kebanggan nasional. Pesawat asli buatan sendiri untuk angkatan udara. Tejas will akan menempatkan kekuatan udara kami lebih tinggi,” tulis Parrikar di akun Twitter pribadinya.
“Tejas adalah pesawat canggih pertama Fly-by-wire (FBW) yang dirancang, dikembangkan dan buat di India. Dipahami sebagai pengganti MiG-21, pesawat ini telah dikembangkan oleh Aeronautical Development Agency (ADA) dan diproduksi oleh HAL,” tulis rilis resmi IAF.
Tejas adalah pesawat tempur generasi empat setengah dengan teknologi glass cockpit, dan dilengkapi sistem navigasi canggih berbasis satelit. Tejas memiliki sistem serang berbasis komputer dan otopilot. Jet ini mampu menembakan rudal udara ke udara, bom dan amunisi pintar.
Sejauh ini Tejas sudah mengantongi konfigurasi IOC (initial operational clearance) yang diraihnya tahun 2013, dan FOC (final operational clearance) yang sepertinya akan diraih pada Maret 2017.
Tejas IOC akan dilengkapi dengan rudal udara ke udara jarak dekat, helm pintar dan amunisi berpemandu. Sementara Tejas FOC akan menggunakan rudal jarak jauh (beyond-visual-range), dan kemampuan pengisian bahan bakar di udara.
IAF juga sedang mengincar radar supercanggih saat ini AESA (active electronically scanned array) untuk dipasang di LCA Mk 1A.
Dua Tejas yang sudah ada ini adalah bagian dari 20 milik skadron pertama, kemudian 20 lagi dengan konfigurasi serupa. Begitu 40Tejas sudah operasi penuh dan kemudian dinyatakan andal dan sukses, maka tambahan 80 LCA Mark-1 akan dipesan.
Modifkasi LCA Mark-1 akan mencakup 43 item, umumnya di sektor radar AESA, di mana HAL akan bekerjasama dengan Elta Systems dari Israel; kemampuan isi bahan bakar di udara; pemasangan pelindung jamming, dan peningkatan inersia, avionik, dan roda pendarat.
Keberhasilan yang diraih India ini kiranya menjadi perhatian bagi Pemerintah Indonesia, betapa tidak mudah sukses diraih. Lama sekali India baru bisa berada pada titik seperti saat ini, sejak program Light Combat Aircraft (LCA) diperkenalkan pada tahun 1980-an untuk menggantikan  MiG-21. Setelah terbang perdana 4 Juni 2001, LCA memperoleh nama Tejas pada tahun 2003.
Tidak ada simsalabim, pun tidak ada keajaiban tanpa kerja keras. Kiranya alih teknologi dan kemandirian industri pertahanan yang didengungkan Pemerintah tidak hanya wacana politik belaka. Indonesia negara besar di Asia, namun karena keterbatasan militernya, tidak memberikan posisi yang kuat bagi Indonesia dalam berdiplomasi dalam isu-isu Kawasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar